Selasa 01 Oct 2024 11:31 WIB

Dukung Visi Indonesia Emas 2045, TNI AU Fokus pada Ketahanan Sosial Budaya

Keberagaman budaya dan agama bangsa Indonesia tetap jadi kekuatan besar.

Rep: Fiona Arinda Dewi/Wuni Khoiriyah Azka/ Red: Fernan Rahadi
TNI Angkatan Udara menggelar Seminar Nasional Komunikasi Sosial Dirgantara 2024 yang diselenggarakan di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta (29/9/2024). Seminar ini merupakan bagian dari upaya TNI AU untuk mendukung tercapainya visi besar Indonesia Emas 2045.
Foto: Wuni Khoiriyah Azka
TNI Angkatan Udara menggelar Seminar Nasional Komunikasi Sosial Dirgantara 2024 yang diselenggarakan di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta (29/9/2024). Seminar ini merupakan bagian dari upaya TNI AU untuk mendukung tercapainya visi besar Indonesia Emas 2045.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- TNI Angkatan Udara menggelar Seminar Nasional Komunikasi Sosial Dirgantara 2024 yang diselenggarakan di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta (29/9/2024). Seminar ini merupakan bagian dari upaya TNI AU untuk mendukung tercapainya visi besar Indonesia Emas 2045.

Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) Kasau, Marsda TNI Andi Wijaya dalam sambutannya menjelaskan bahwa dalam Visi Indonesia Emas 2045, salah satu agenda penting yang telah disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas adalah memperkuat ketahanan sosial budaya dan ekologi. Andi menekankan urgensi memperkuat ketangguhan individu, keluarga, masyarakat, serta lingkungan yang mampu menjaga modal sosial budaya dan ketahanan menghadapi berbagai tantangan global.

Dalam penjelasannya, Andi menekankan pentingnya ketahanan sosial budaya sebagai salah satu fondasi utama yang harus terus diperkuat dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin kompleks dan cepat. “Ketahanan sosial budaya adalah kemampuan bangsa untuk mengatasi ancaman dari dalam dan luar yang mengganggu keberlanjutan kehidupan sosial budaya kita,” ujar Andi.

Dengan fondasi yang berakar pada Pancasila dan UUD 1945, keberagaman budaya dan agama yang dimiliki bangsa Indonesia tetap menjadi kekuatan besar. Namun, menurut Andi, tantangan ke depan tidak ringan. Bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030-an, di mana 68,3 persen penduduk Indonesia akan berada dalam usia produktif, harus dikelola dengan baik agar menjadi peluang besar bagi kemajuan bangsa, bukan menjadi bencana.

Yogyakarta, yang menjadi tuan rumah seminar ini, dipandang sebagai wilayah yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Nusantara dan kearifan lokal. Dalam acara tersebut, konsep 'Mamayu Hayuning Bawono' yang berarti menjaga kesejahteraan dunia secara fisik dan spiritual, diusung sebagai inspirasi bagi diskusi para peserta seminar.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, melalui nilai-nilai luhur yang masih dipegang teguh, dinilai sangat relevan dalam membantu membangun ketahanan sosial budaya yang tangguh berbasis nilai-nilai tradisional.

TNI AU juga berkomitmen untuk terus bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan yang adaptif, modern, profesional, unggul, dan humanis (AMPUH) dalam menghadapi dinamika global yang berubah dengan cepat. Hal ini sejalan dengan komitmen Kasau, Marsekal TNI, Tonny Harjono yang disampaikan dalam sambutan tertulisnya oleh Marsdya TNI, Arif Mustofa.

“Ketahanan sosial budaya harus menjadi kekuatan bangsa yang diperkuat melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta. Ini adalah tanggung jawab kita bersama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” jelas Arif.

Seminar ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan solutif dan inovatif yang mampu menghadapi tantangan zaman tanpa meninggalkan jati diri bangsa Indonesia. Kerja sama lintas sektor antara pemerintah, TNI, akademisi, dan masyarakat diharapkan mampu memperkuat ketahanan sosial budaya Indonesia di tengah arus globalisasi yang semakin deras.

Dengan semangat kolaborasi, seluruh peserta seminar diajak untuk berdiskusi aktif demi mempersiapkan bangsa Indonesia menuju kejayaan yang diimpikan bersama Indonesia Emas 2045.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement