Selasa 01 Oct 2024 20:57 WIB

Guru dan Kepsek PAUD Dilatih Pengembangan Pendidikan ABK

Kegiatan pelatihan diikuti 400 tenaga pendidik. Pelatihan dibagi menjadi 2 hari, yaitu 30 September-1 Oktober 2024 di Balai Kota Depok.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Rusdy Nurdiansyah
Guru dan Kepsek PAUD Dilatih Pengembangan Pendidikan ABK
Guru dan Kepsek PAUD Dilatih Pengembangan Pendidikan ABK

RUZKA REPUBLIKA -- Guru dan kepala sekolah (kepsek) jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Depok mendapat pelatihan pengembangan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok.

Kegiatan pelatihan diikuti 400 tenaga pendidik. Pelatihan dibagi menjadi 2 hari, yaitu 30 September-1 Oktober 2024 di Balai Kota Depok.

"Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan yang sama kepada anak ABK untuk terlibat dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam sistem ini, ABK dapat belajar bersama dengan anak-anak reguler dalam satu sekolah bahkan dalam satu kelas," jelas Kepala Bidang PAUD Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Disdik Kota Depok, Suhyana dalam keterangan yang diterima, Selasa (01/10/2024).

Baca Juga: FKG UI Gelar Summer Course Program 2024, Wadah Pertukaran Keilmuan dan Kebudayaan untuk 28 Mahasiswa Internasional

Menurut Suhyana, pelatihan ABK untuk tenaga pendidik ini perlu diberikan, sebagai upaya penguatan. Baik kurikulum, proses pengajaran sampai kesabaran.

"Mendidik ABK memerlukan kebesaran hati yang luar biasa dari para guru. Keberhasilan dalam proses pendidikan ini, sangat bergantung pada pemahaman yang mendalam mengenai karakter siswa," jelasnya.

Lanjut Suhyana, para guru, tidak hanya dituntut untuk memahami perilaku dan cara belajar siswa, tetapi juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua.

Baca Juga: PCNU Depok Berharap Pagar Nusa Terus Berprestasi

Menurutnya, hubungan yang solid antara guru dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.

"Guru harus bekerja sama dengan psikolog. Ketika guru mencoba komunikasi dengan orang tua agar mereka mau memberi konseling ke anaknya, itu harus hati-hati. Ada pendekatan khusus," terangnya.

"Melalui pendidikan inklusif, diharapkan semua anak dapat berkembang dalam suasana apapun dan saling mendukung serta memahami," ungkap Suhyana. (***)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement