REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rapat Koordinasi Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Lingkungan LLDIKTI Wilayah V yang berlangsung di Sahid Raya Yogyakarta Hotel & Convention, Kamis (10/10/2024) mengangkat isu utama terkait peningkatan mutu dan relevansi PTS melalui strategi leapfrogging. Acara ini juga menjadi puncak dari Proyek Perubahan yang berfokus pada Joint Resources PTS Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono, memaparkan pentingnya otomasi dalam pelaksanaan akreditasi PTS, khususnya dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024. Kebijakan ini mengatur syarat minimum terakreditasi bagi PTS di Indonesia.
“Proses akreditasi saat ini akan lebih otomatis, dan dengan menggunakan aplikasi PEMUTU, perguruan tinggi dapat secara transparan memantau perkembangan akreditasi mereka. Aplikasi ini terbuka untuk umum melalui laman https://pemutu.kemdikbud.go.id, di mana setiap orang bisa melihat kondisi program studi, apakah masih merah atau sudah hijau,” jelas Setyabudi.
Dalam sesi diskusi, LLDIKTI Wilayah V mengundang berbagai pihak, termasuk perwakilan dari PTS, media, serta Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). Direktur BAN-PT turut hadir untuk menjelaskan proses terbaru terkait akreditasi dan tantangan yang dihadapi PTS di tengah kebijakan baru. Diskusi ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada PTS agar siap menghadapi perubahan regulasi.
“Melalui agenda ini, kami ingin memperbarui informasi mengenai progres strategi leapfrogging yang telah kami jalankan dalam dua bulan terakhir. Kami berharap semua PTS bisa menyesuaikan dengan kebijakan yang berlaku," katanya.
Setyabudi juga mengungkapkan bahwa inisiatif yang diluncurkan di Yogyakarta diharapkan dapat direplikasi oleh LLDIKTI di wilayah lain. “Kami melihat tantangan yang dihadapi PTS di berbagai wilayah hampir sama. Oleh karena itu, solusi yang berhasil diterapkan di Yogyakarta diharapkan bisa menjadi model untuk daerah lain,” ujarnya.
Dengan strategi leapfrogging, Setyabudi berharap LLDIKTI di setiap wilayah dapat memberikan dukungan yang relevan untuk meningkatkan kualitas PTS. Fokus utama saat ini adalah memastikan semua program studi siap menjalani proses akreditasi sesuai kriteria yang sudah ditetapkan oleh BAN-PT dan LAM.
Setyabudi juga menekankan bahwa proses otomasi melalui aplikasi PEMUTU masih dalam tahap pembaruan, namun akan menjadi alat penting bagi perguruan tinggi untuk memantau dan memperbaiki status akreditasi mereka. “Aplikasi ini akan menjadi kontrol bagi masyarakat dan perguruan tinggi agar bisa mem-follow up status akreditasi mereka, memastikan yang masih merah bisa menjadi hijau," katanya.
Rapat ini menegaskan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan relevansi PTS di Indonesia, serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan regulasi baru di bawah Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024.