REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dengan meluncurkan inovasi terbaru, salah satunya dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging (Lab ITD). Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan produk olahan daging di Indonesia.
Salah satu inovasi yang dikembangkan Lab ITD yaitu produk sosis sehat. Sosis dengan bahan dasar daging ayam ini adalah salah satu produk olahan daging ayam yang merupakan makanan siap saji. Pada umumnya, sosis dibuat dengan menggunakan pengawet sintesis dan bahan kimia seperti nitrat dan nitrit yang membahayakan tubuh apabila dikonsumsi secara berkala, bahkan dapat menyebabkan kanker.
“Melalui inovasi sosis sehat, Fakultas Peternakan menawarkan sosis tanpa bahan pengawet dan pewarna sintetis, namun menggunakan bahan alami yaitu angkak. Angkak merupakan beras yang difermentasi menggunakan jamur Monascus sp. untuk menghasilkan pigmen warna yang tidak beracun, juga merupakan antioksidan yang dapat menambah masa simpan suatu produk olahan daging,” papar Kepala Lab ITD, Dr Rio Olympias Sujarwanta, saat acara Fapet Menyapa, Senin (14/10/2024).
Dalam acara ini Rio didampingi tim Lab ITD lainnya, yaitu Dr Endy Triyannanto, Ir Rusman, Ir Edi Suryanto, dan Christina Yuni Admantin.
Selain keunggulan tersebut, sosis sehat juga diolah menggunakan daging ayam segar pilihan, yaitu bagian dada dan tidak menggunakan bagian sayap sehingga sosis ini memiliki kadar lemak yang lebih rendah. Sosis sehat juga diproduksi tanpa tambahan Monosodium Glutamat atau yang sering dikenal sebagai MSG, sehingga aman untuk dikonsumsi anak-anak.
Laboratorium ITD juga telah mengembangkan mesin pemanggang sate, empal gentong dengan kemasan retort, ayam ungkep, abon myosin. Adapun produk Ayam Ungkep memiliki keunggulan, menggunakan ayam kampung tanpa obat-obatan kimia, tanpa vaksin, memakai herbal atau rempah dan daun (daun pepaya, kelor, ginseng, kangkung dan bayam) dicampurkan dalam pakan, Ayam Ungkep juga menggunakan bumbu rempah tanpa vetsin atau moto.
Kegiatan unggulan lain yaitu pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha). Pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi yang mengedepankan prinsip syariah dalam setiap proses penyembelihan hewan ini menjadi komitmen Fakultas Peternakan UGM untuk menjaga kualitas daging yang halal dan memenuhi standar.
“Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi daging halal, Juleha telah menerima banyak permintaan dari berbagai kalangan, termasuk restoran dan pasar tradisional. Lab ITD berharap dapat terus mendidik masyarakat tentang praktik penyembelihan yang sesuai syariah dan pentingnya memilih produk halal," kata Rusman.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, Fakultas Peternakan UGM berkomitmen untuk terus melakukan riset dan pengembangan demi menciptakan solusi yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.