Selasa 15 Oct 2024 16:00 WIB

BMKG Dorong Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim

Perubahan iklim meningkatkan risiko menurunnya kualitas udara.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendorong kolaborasi multipihak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kualitas udara guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, kualitas udara berkaitan erat dengan perubahan iklim.

Perubahan iklim meningkatkan risiko menurunnya kualitas udara dan berdampak pada kualitas hidup manusia. “Kualitas udara yang buruk menimbulkan dampak turunan yang luas di berbagai sektor, mencakup kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan kualitas hidup. Dampak ini memperkuat urgensi pengelolaan kualitas udara yang terpadu dengan aksi iklim,” kata Ardhasena di Climate & Air Quality Fair 2024 di Auditorium BMKG, Selasa (15/10/2024).

Baca Juga

Climate & Air Quality Fair 2024  merupakan upaya BMKG untuk mendorong kerja sama lintas sektor dalam mengatasi perubahan iklim dan kualitas udara. Kolaborasi ini akan membawa dampak positif bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam Climate & Air Quality Fair 2024, BMKG menyosialisasikan produk-produk layanan informasi kualitas udara BMKG, yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

Upaya ini sejalan dengan pencapaian target ke-3 Sustainable Development Goals (SDGs) yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan, serta target ke-13 yang berfokus pada penanganan perubahan iklim. Kedua target ini saling berkaitan dengan kualitas udara, mengingat polusi udara berdampak langsung pada kesehatan manusia dan juga berperan dalam perubahan iklim.

Menurut Ardhasena, mitigasi dan adaptasi terhadap dampak langsung dan dampak turunan dari perubahan iklim seperti kualitas udara, memerlukan kerja kolaboratif dari berbagai kementerian/lembaga negara dan elemen masyarakat.

Ia mengatakan BMKG aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, pada level internasional maupun nasional termasuk pemerintah daerah. Ia menambahkan Kedeputian Klimatologi BMKG juga menyediakan lebih dari 14 layanan informasi iklim terapan, yang dirancang untuk merespon kebutuhan di berbagai sektor.

Pemantauan kualitas udara oleh BMKG mencakup konsentrasi partikulat di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan, serta pemantauan GRK di berbagai lokasi, seperti Bukit Kototabang, Lore Lindu Bariri, dan Sorong.

BMKG berharap Climate & Air Quality Fair 2024 dapat memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pembangunan yang lebih ramah lingkungan, serta menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat di tengah perubahan iklim yang semakin kompleks.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement