Sabtu 19 Oct 2024 17:12 WIB

Massa Api Palestina ‘Open Mic’ di Kedubes AS

Mengutuk Amerika Serikat sebagai pelaku genosida bersama Israel .

 simpul komunitas dan koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam gerakan massa Api Palestina menggelar aksi solidaritas bertajuk
Foto: istimewa/tangkapan layar
simpul komunitas dan koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam gerakan massa Api Palestina menggelar aksi solidaritas bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — simpul komunitas dan koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam gerakan massa Api Palestina menggelar aksi solidaritas bertajuk "Open Mic For Gaza #Save North Gaza" di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (18/10/2024). Dalam aksi tersebut mereka ‘menyegel’ Kedubes AS.

“Aksi ini karena kami menyaksikan keadaan memprihatinkan yang dialami rakyat Palestina yang terus mengalami gempuran, pembakaran, penyiksaaan, dan pembantaian brutal bahkan terhadap anak anak dan orang lanjut usia,“ kata Koordinator Aksi, Namsianto Wakhid, dalam siaran persnya.

Aksi ini melibatkan berbagai unsur pemuda dan masyarakat umum, termasuk perwakilan dari organisasi seperti Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Forum Komunikasi Mahasiswa Bela Palestina (FKMBP), Baik Berisik, Sahabat Jalanan Palestina (SJP), One Day One Juz (ODOJ), Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI), Bang Japar, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Majelis Permusyawaratan Pemuda Islam (MAPADI), Pemuda Hidayatullah Jakarta, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jakarta, Pemuda Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Jakarta, serta dukungan seni budaya dari Sanggar Seni Betawi.

Aksi solidaritas ini, menurut Namasianto, merupakan respons atas situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, khususnya di Gaza Utara. DI wilayah itu  serangan militer Israel terus berlangsung tanpa henti. Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban dalam serangan udara dan darat Israel. 

 

Partisipasi Amerika Serikat dalam menyediakan bantuan militer dan suplai senjata bagi Israel adalah bentuk dukungan langsung terhadap tindakan genosida tersebut.

“Kami mengangkat tema "Open Mic For Gaza" sebagai simbol kebebasan berekspresi dan seruan lantang terhadap dunia internasional, khususnya Amerika Serikat, untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam mendukung Israel,” paparnya. 

Melalui forum terbuka ini, menurut  Namasianto, mereka menyampaikan aspirasi dan tuntutan secara kolektif, mengajak masyarakat untuk bersatu mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan kejahatan kemanusiaan yang berlangsung.

Dalam aksi damai solidaritas untuk Palestina ini, mereka menyampaikan enam poin tuntutan utama, yaitu: 

1. Mengutuk Amerika Serikat sebagai pelaku genosida bersama Israel yang harus bertanggung jawab bersama Israel atas kejahatan genosida yang terjadi di Gaza. Bantuan militer dan dukungan finansial yang diberikan menjadikan Amerika sebagai aktor penting dalam kekerasan yang berlangsung ini.

2. Menuntut AS untuk menghentikan suplai senjata kepada Israel. Kami mendesak agar Amerika Serikat segera menghentikan segala bentuk bantuan militer yang secara langsung memperpanjang konflik dan mengakibatkan korban jiwa di pihak warga sipil Palestina.

3. Menyerukan masyarakat merdeka di Amerika Serikat untuk memberikan tekanan kepada pemerintah mereka. Kami menyerukan kepada warga Amerika Serikat yang cinta perdamaian dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan untuk memberikan tekanan yang kuat kepada pemerintah mereka agar menghentikan kebijakan yang mendukung tindakan kekerasan Israel di Gaza.

4. Mendesak pemerintah Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, untuk konsisten mendukung kemerdekaan Palestina karena ini sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila. Kami mendesak pemerintahan baru yang akan datang berkomitmen secara konsisten untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, utamanya dengan menolak seluruh prospek normalisasi dengan Israel serta meningkatkan upaya penggalangan bantuan internasional, termasuk bantuan militer, guna menghadapi penjajahan Israel.

5. Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk mengajak para pelajar, mahasiswa, pemuda, dan seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Salah satu langkah konkrit bisa dilakukan adalah melakukan boikot terhadap produk-produk yang mendukung Israel dan kebijakan penindasannya.

6. Mendorong diskusi dan aksi literasi tentang kemerdekaan Palestina dengan secara aktif menyuarakan perjuangan Palestina melalui diskusi, mimbar bebas, aksi damai, hingga gagasan berupa tulisan. Hal ini diharapkan dapat membangun kesadaran kritis di kalangan generasi muda tentang pentingnya pembebasan Palestina dari cengkeraman penjajahan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement