Ahad 20 Oct 2024 18:52 WIB

Jalin Dukung Solusi Digital BPR-BPRS Agar Lebih Efisien

Transformasi digital kini menjadi keharusan bagi BPR-BPRS untuk tetap relevan.

Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji (tengah).
Foto: Republika.co.id
Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jalin Pembayaran Nusantara berpartisipasi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perbarindo 2024 yang diadakan di Kota Padang, Sumatra Barat pada Jumat (18/10/2024). Perseroan menjadi salah satu panelis dalam sesi diskusi bertajuk 'Membangun Ekosistem Digital BPR-BPRS yang Terintegrasi dan Berkelanjutan' untuk mempercepat digitalisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

Perubahan teknologi, pergeseran preferensi nasabah, persaingan dengan bank dan fintech, serta keterbatasan sumber daya menjadi tantangan bagi BPR-BPRS. UU Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), membuka peluang ekspansi BPR-BPRS kepada akses permodalan melalui penawaran efek di pasar modal dan masuk dalam sistem pembayaran.

Bagian dari Holding BUMN Danareksa tersebut mendukung peta jalan dengan menawarkan solusi digital yang dirancang untuk membuat operasional BPR-BPRS lebih efisien. Selain itu, juga untuk memperkuat integritas pelaporan melalui pemanfaatan konsep sharing platform.

Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji menyampaikan, transformasi digital kini menjadi keharusan bagi BPR-BPRS untuk tetap relevan di tengah persaingan industri yang semakin dinamis. Kolaborasi dengan Jalin sebagai pemegang lisensi Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP) dari Bank Indonesia diharapkan dapat membantu BPR-BPRS mengoptimalkan layanan lebih efisien dan berkelanjutan dalam ekosistem jaringan switching 'Link'.

"Jalin berkomitmen mendukung BPR-BPRS dalam proses digitalisasi ini melalui solusi terintegrasi, sehingga mereka bisa terus meningkatkan efisiensi operasional, menekan risiko investasi, memperluas jangkauan layanan, agar BPR-BPRS dapat berfokus pada layanan kepada nasabah," ujar Ario.

Sebagai pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah, BPR-BPRS memiliki peran krusial. Menurut data OJK per Maret 2024, penyaluran kredit tumbuh 9,42 persen secara tahunan menjadi Rp 161,9 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 8,6 persen secara tahunan menjadi Rp 158,8 triliun. Angka itu menunjukkan pentingnya BPR-BPRS dalam memberikan akses pembiayaan, terutama bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh bank konvensional.

"Kami percaya bahwa kolaborasi yang erat dan penggunaan teknologi yang tepat dapat membawa manfaat besar, baik bagi BPR-BPRS maupun masyarakat luas. Kami berharap upaya bersama ini dapat memperkuat ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan, serta membawa BPR-BPRS semakin dekat dengan visi masa depan yang lebih digital dan terhubung," kata Ario.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement