REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG --Bagaimana jika sang santri tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru di pesantren? Mengenai hal ini, Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari dalam kitabnya yang berjudul Adab al 'Alim wa al-Muta'allim, mengingatkan agar seorang murid tak ragu bertanya jika tak mengerti suatu pelajaran. Namun, Kiai Hasyim mengingatkan agar pertanyaan yang diajukan harus dengan sopan santun.
Kiai Hasyim mengutip sebuah pepatah yang berbunyi, "Barang siapa roman mukanya tampak rasa malu ketika bertanya, maka tampak kekurangannya dalam bersosial dengan orang lain."
Kiai Hasyim juga mengutip pernyataan Mujahid RA, "Orang yang pemalu dan orang yang sombong tidak akan bisa mempelajari ilmu."
Istri Nabi Muhammad, Aisyah RA juga berkata, "Semoga Allah mengasihi kaum perempuan Anshar, karena sifat malu mereka telah mencegah mereka mempelajari ilmu agama."
Ummu Sulaim, istri Rasulullah berkata, "Sesungguhnya Allah tidak malu terhadap sesuatu yang hak, bagaimana jika perempuan yang mandi karena ia telah bermimpi?"
Menurut Kiai Hasyim, murid tidak boleh menanyakan sesuatu jika tidak pada tempatnya. Kecuali, jika ia membutuhkannya taau jika ia mengerti isyarat guru padanya. Apabila guru tidak menjawab, hendaknya ia jangan memaksa. Namun, apabila jawaban guru kebetulan salah, maka murid tidak boleh langsung menolaknya.
Kiai Hasyim melanjutkan, seorang murid hendaknya tidak malu untuk bertanya, ataupun menyatakan, "Saya belum paham." Apabila ia ditanya oleh gurunya, "Apakah kamu paham?" karena ia memang belum paham.