Jumat 25 Oct 2024 21:22 WIB

Pembiayaan Hijau Capai Rp 188 Triliun, BNI Fokus Pada Keuangan Berkelanjutan

BNI juga telah melaporkan Climate Risk Stress Test dalam manajemen perubahan iklim

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kinerja keuangan yang solid pada kuartal III-2024.
Foto: BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kinerja keuangan yang solid pada kuartal III-2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kinerja keuangan yang solid pada kuartal III-2024. Direktur Risk Management BNI David Pirzada menegaskan, sebagai bank milik negara yang menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan keuangan berkelanjutan atau sustainable finance di Indonesia, BNI berkomitmen untuk terus menginternalisasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap langkahnya.

David menegaskan, keberlanjutan telah menjadi inti dari bisnis BNI. Sebagai bagian dari komitmen tersebut, BNI telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) untuk aktivitas operasional pada 2028 dan untuk pembiayaan pada 2060. Untuk mencapai tujuan ini, BNI akan menggalakkan berbagai inisiatif, baik di bidang operasional maupun pembiayaan.

"Komitmen ini tercermin dalam pembiayaan yang bertanggung jawab untuk aktivitas bisnis berkelanjutan, termasuk portofolio hijau yang mencapai Rp 188 triliun, atau sekitar 26 persen dari total portofolio kredit BNI," jelas David dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III-2024 BNI di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Hingga September 2024, penyaluran kredit hijau BNI telah mencakup berbagai sektor, termasuk Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, dan biogas, dengan total pembiayaan mencapai Rp 10,2 triliun. Selain itu, pembiayaan untuk sektor penanggulangan polusi udara sebesar Rp 3,4 triliun, serta pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan sebesar Rp 31,9 triliun.

Untuk memperkuat pengelolaan manajemen risiko perubahan iklim, BNI juga telah melaporkan Climate Risk Stress Test (CRST) kepada OJK yang mencakup enam sektor utama, yakni sumber daya alam, listrik, transportasi dan pergudangan, konstruksi, pertanian dan manufaktur, serta mortgage. Sektor-sektor ini mencakup 50 perseb dari total portofolio pinjaman BNI.

Sebagai bagian dalam upaya mendorong transisi energi, BNI senantiasa memberikan dukungan kepada debitur untuk melaksanakan upaya transisi, melalui pemberian Sustainability Linked Loan yang pada bulan September 2024 mencapai Rp 5,5 triliun. Selain itu, BNI mendukung penerapan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) dalam upaya mencapai komitmen Net Zero Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement