Senin 28 Oct 2024 14:37 WIB

Mulai Efektif Bekerja, Mentan Amran Paparkan Arahan Presiden Prabowo Selama di Magelang

Kementan melakukan refocusing anggaran. Banyak yang dialihkan untuk petani.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
 Kementan melakukan refocusing anggaran. Banyak yang dialihkan untuk kepentingan petani. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Kementan melakukan refocusing anggaran. Banyak yang dialihkan untuk kepentingan petani. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para anggota Kabinet Merah Putih dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto baru saja melakukan retret di Magelang, Jawa Tengah. Selama tiga hari mereka menjalani kegiatan di sana.

Salah satu pejabat yang mengikuti acara ini yakni di Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Pada Senin (28/10/2024), secara efektif ia dan semua koleganya di pemerintahan terbaru, mulai efektif bekerja.

Baca Juga

Saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Amran kembali mengulang arahan Presiden Prabowo. Pertama masih terkait Swasembada Pangan. Ini sesuatu yang harus dicapai. "Kita akan capai secepat-secepatnya, target beliau empat tahun, moga-moga sebelum empat tahun, kita sudah capai," kata tokoh kelahiran 27 April 1968 itu.

Berikutnya, tentang pencegahan korupsi. Pertama-tama dari diri sendiri, internal di wilayah kerja. Ia baru saja menindaklanjuti arahan Presiden tersebut. Amran mencopot salah satu direktur di Kementan. Orang tersebut diduga menerima suap, terkonfirmasi Rp 700 juta. Saat ini masih dalam pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Itjen Kementan).

"Itu arahan Presiden saat kami di Magelang. (Pencegahan Korupsi) mulai dari diri kita, internal kita, bawahan kita. Ini kita lakukan," ujarnya.

Lalu tak kalah pentingnya, mengenai efisiensi anggaran. Sebelumnya, saat sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana Negara, beberapa hari lalu, Prabowo menekankan hal itu. Intinya, harus efektif menggunakan dana untuk kegiatan yang lebih produktif.

Kementan melakukan refocusing anggaran. Banyak yang dialihkan untuk kepentingan petani. Sehingga mengurangi kegiatan-kegiatan berbau seremonial. "Anggaran kami yang Rp 1,7 triliun kemarin, tahun ini kita refocusing. Yang dulunya anggaran itu diperuntukkan untuk biaya perjalanan dinas, biaya rapat, biaya seminar, dan seterusnya, kita alihkan ke petani. Kita belikan benih, kita belikan alat mesin pertanian, kita belikan pompa. Alhamdulillah, hasilnya anggaran tidak bertambah, tetapi meningkatkan produksi Rp1 juta ton. Itu kata BPS," tutur Amran.

Ia menegaskan, semua mengacu pada data Badan Pusat Statistik. Kementan tidak akan mengeluarkan data untuk produksi. "Itu nilainya Rp 12 triliun peningkatan," ujar Amran.

Ia lantas membagikan sedikit situasi yang mereka jalani di Magelang. Para anggota Kabinet Merah Putih berkesempatan lebih erat membangun hubungan emosional. Sangat berguna untuk jangka panjang, karena dapat memperkuat kolaborasi semua sektor. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement