Selasa 29 Oct 2024 19:43 WIB

Pertamina Diyakini Mampu Dukung Swasembada Energi

BUMN energi di Indonesia terus bertransformasi.

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Satria K Yudha
Pekerja Pertamina memeriksa fasilitas produksi di unit Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja Pertamina memeriksa fasilitas produksi di unit Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XII DPR Eddy Soeparno optimistis Pertamina mampu mendukung upaya Pemerintahan Prabowo Subianto guna mewujudkan swasembada energi. Sebab, Pertamina disebut Eddy menunjukkan performa menggembirakan. 

Eddy meyakini Pertamina dapat memenuhi komitmen menjaga ketahanan energi. Apalagi saat ini BUMN energi itu terus bertransformasi menjadi perusahaan migas kelas dunia. 

"Soal swasembada energi, saya punya optimisme terhadap Pertamina karena sekarang telah bertransformasi menjadi perusahaan kelas dunia atau world class company," kata Eddy kepada wartawan, Selasa (29/10/2024). 

Sebagai backbone dalam upaya mencapai target swasembada energi, kinerja Pertamina memang dinilai menggembirakan. Eddy mengamati Pertamina telah menjalankan tata kelola bisnis yang baik, termasuk mempraktikkan dan meningkatkan Environmental, Social, and Governance (ESG). 

"Berbagai kinerja Pertamina sangat mendukung program pemerintah di bidang energi. Bahkan saat ini, 62 persen produksi migas merupakan produksi Pertamina," ujar Eddy. 

Terkait swasembada energi, Eddy menjelaskan dibutuhkan proses guna menuju target tersebut. Yang pertama harus dicapai adalah ketahanan energi. Ketahanan energi adalah terjaminnya pasokan energi untuk kebutuhan nasional. Pada tahapan ini, menurut Eddy tidak mutlak bersumber dari dalam negeri, tetapi juga bisa dari sumber luar negeri. 

”Misal, selama ini pasokan Elpiji dalam negeri terjamin, karena Pertamina sudah mengikat kontrak dengan pemasoknya. Begitu juga lifting minyak bumi sekitar 600 ribu barel per hari, sisanya melalui pengikatan kontrak yang dilakukan Pertamina juga. Hal itu akan membuat jaminan energi di dalam negeri terpenuhi," ucap Eddy.

Setelah itu barulah menuju kemandirian energi. Kemandirian energi, menurut Eddy, bisa dicapai melalui proses transisi energi. 

”Proses dari energi fosil ke energi terbarukan. Energi terbarukan itu jika kita kelola dan kembangkan bisa mengganti energi fosil yang sebagian besar kita impor. Jadi sambil kita melakukan transisi energi kita wujudkan ketahanan dan kemandirian energi," ujar Eddy. 

Oleh karena itu, berbagai upaya Pertamina merupakan proses menuju kemandirian energi guna mewujudkan swasembada energi. Ini termasuk pengembangan biofuel, petrochemical, geothermal, dan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS). ”Itu semua masuk dalam upaya kemandirian energi dan menciptakan energi bersih," ujar Eddy. 

Selain itu, Eddy mengingatkan Pemerintah tetap perlu mendukung Pertamina mewujudkan swasembada energi. Misalnya melalui penguatan modal agar bisa melakukan ekspansi mencari sumber-sumber migas di luar negeri. Selain itu, perlu insentif untuk melakukan berbagai kegiatan usaha dari berbagai lini bisnis. Kemudian Pertamina membutuhkan dukungan regulasi. 

"Regulasi juga harus diberikan, karena sebagai perusahaan bidang migas, Pertamina memang harus didahulukan. Misalnya, jika ada tender terhadap blok-blok migas yang ada, Pertamina harus mendapat preferensi untuk melihat mana blok migas yang layak dikembangkan lebih lanjut," ucap Eddy. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement