Rabu 30 Oct 2024 17:42 WIB

Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani Menyentuh Hati Yahudi

Mereka pun masuk Islam usai mendengar petuah dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Foto: dok nu
Syekh Abdul Qadir al-Jailani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Sang mujtahid paling cemerlang dari abad keenam Hijriyah itu menyempurnakan banyak legasi pendahulunya.

Ulama yang berasal dari Suku Kurdi itu tidak hanya mampu menggabungkan syariat dan ta rekat secara teori, tetapi juga dalam ranah praksisaplikatif. Sejarah mencatat, perannya juga penting dalam meneruskan semangat Islah yang dirintis Imam Ghazali di dunia pendidikan.

Baca Juga

Pengaruh Syekh Abdul Qadir dalam perkembangan tasawuf begitu besar. Para pengkaji tasawuf, baik di Barat maupun Timur, sangat menaruh hormat kepadanya.

Tokoh itu dipandang sukses membumikan tasawuf bagi masyarakat Muslim hingga saat ini. Di Indonesia, kemasyhuran sang syekh begitu tinggi. Bahkan, namanya menjadi sarana wushuliyyah serta selalu disebut dalam berbagai acara keagamaan.

Biografi (manaqib) sang mursyid banyak dibaca dan menjadi rujukan kaum Muslimin dalam memahami karamah waliyullah. Kebanyakan manakib itu dipenuhi cerita-cerita rekaan yang sukar dibuktikan kebenaran historisnya.

Malahan, popularitas kisah-kisah ajaib dalam pelbagai manaqib-nya itu seakan-akan mengaburkan fakta bahwa Syekh Abdul Qadir bukan hanya seorang pengamal tasawuf.

Syekh Abdul Qadir pernah belajar kepada Abu Sa'ad al-Muharrimi, yang mendirikan madrasah sederhana di Babul Azaj. Abdul Qadir muda lantas diminta untuk ikut mengajar di sana. Ternyata, banyak orang yang tertarik mengikuti ceramah-ceramahnya. Dari tahun ke tahun, madrasah tersebut diikuti semakin banyak jamaah.

Sepeninggalan Abu Sa'ad, majelis itu menjadi tempat bagi Syekh Abdul Qadir untuk menyampaikan ilmu dan hikmah kepada kaum Muslimin. Para pendengarnya tidak hanya berasal dari kalangan terpelajar atau bangsawan.

Bahkan, orang-orang yang semula larut dalam dunia kriminal pun bertobat setelah menyimak untaian nasihatnya. Di samping itu, ratusan orang Nasrani dan Yahudi akhirnya memeluk Islam usai merenungi petuah-petuah yang dijabarkan sang alim.

Profil ulama

Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Adz-Dzail 'alaa Thabaqat al-Hanabilah menjelaskan profil sang sufi besar, Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Ulama yang namanya tercatat dengan tinta emas sejarah itu bernama lengkap Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Abdullah bin Jankiy.

Nasabnya sampai pada Nabi Muhammad SAW, baik melalui jalur ayah maupun ibundanya. Sebab, ia masih keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib. Keajaiban menyertai masa kecil Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Dikisahkan, ibunya sesungguhnya mendekati masa menopause jelang kelahiran putranya itu. Saat masih bayi, anak lelaki itu bahkan ikut berpuasa Ramadhan. “Anakku tidak mau menyusu sejak pagi hingga waktu maghrib tiba tatkala bulan puasa,” kata sang ibunda, sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam Adz-Dzail 'alaa Thabaqat al-Hanabilah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement