Sabtu 16 Aug 2025 16:46 WIB

HUT ke-80 RI, Ketum Persis: Syukuri Kemerdekaan, Jangan Lupakan Palestina

Persis ajak dunia internasional hentikan genosida Israel.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ketum PP PERSIS Ustaz KH. Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag.
Foto: Dok Republika
Ketum PP PERSIS Ustaz KH. Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), KH Jeje Zaenudin, mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak melupakan penderitaan rakyat Palestina di tengah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI.

Sebagai bangsa, menurut dia, Indonesia sangat prihatin dengan bangsa lain yang masih terjajah, termasuk Palestina.

Baca Juga

“Sebagai bangsa Indonesia dan bangsa muslim, kita tentu sangat sangat prihatin. Di tengah kegembiraan mensyukuri kemerdekaan negeri sendiri, masih ada saudara kita bangsa Palestina yang masih terus terjajah, bahkan terus dalam pembantaian yang biadab dari Israel,” ujar Kiai Jeje saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (16/8/2025).

Ia mengajak seluruh elemen bangsa, terutama para pemimpin yang memiliki kewenangan di level internasional, untuk aktif mendorong penghentian kekerasan Israel terhadap Palestina.

“Kita mengajak seluruh elemen bangsa, terutama para pemimpin yang mempunyai kewenangan dan akses ke pada dunia internasional untuk terus menggemakan masyarakat dunia agar bersama sama menghukum Israel dan menghentikan kebiadabannya atas bangsa Palestina,” ucapnya.

Selain itu, Kiai Jeje juga menekankan pentingnya dukungan kemanusiaan bagi rakyat Gaza. “Bantuan berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan tempat tinggal harus bisa masuk ke Gaza,” katanya.

BACA JUGA: Mengapa Orang Yahudi Menganggap Malaikat Jibril Musuh Bagi Mereka?

Terkait inisiatif aktivis kemanusiaan Indonesia yang berencana menembus blokade Israel melalui aksi “Badai Kapal”, Jeje menyampaikan apresiasinya.

“Saya sangat mengapresiasi inisiatif para pejuang kemanusiaan semacam itu, dengan semangat kepedulian atas nilai nilai kemanusiaan dengan keberanian yang hebat,” jelasnya.

Menurutnya, perjuangan masyarakat sipil sangat penting ketika para pemimpin negara hanya berhenti pada tataran retorika.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement