Kamis 31 Oct 2024 15:15 WIB

Pariwisata Ramah Muslim Didorong Terus Inklusif dan Berkelanjutan

Buku Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim diluncurkan.

6th International Halal in Tourism Summit (IHTS) digelar pada ISEF 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (30/10/2024) sekaligus meluncurkan Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim.
Foto: Dokumen
6th International Halal in Tourism Summit (IHTS) digelar pada ISEF 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (30/10/2024) sekaligus meluncurkan Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi tuan rumah 6th International Halal in Tourism Summit (IHTS) yang berlangsung dari tanggal 30 Oktober hingga 2 November 2024 di Jakarta Convention Center. Acara ini menjadi kolaborasi yang terus diperkuat untuk menggemakan semangat pariwisata ramah Muslim di Indonesia.

IHTS menjadi bagian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI). Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana pada kesempatan tersebut menegaskan dukungan solid pemerintah pada wisata halal nasional.

Baca Juga

“Kami di Kementerian Pariwisata sangat yakin bahwa, melalui inisiatif-inisiatif ini, kita bersama-sama dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran publik tentang pentingnya industri halal," katanya, Rabu (30/10/2024).

Widiyanti menyampaikan, ISEF adalah kesempatan yang sangat berharga untuk mendorong sektor halal Indonesia lebih maju lagi. Sekaligus penguatan branding dalam memposisikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam industri halal untuk tahun 2024.

"Dengan membina hubungan yang lebih kuat dan kerja sama lintas batas, kita dapat memperkaya pengalaman wisatawan Muslim yang pada akhirnya akan meningkatkan UMKM dengan menciptakan peluang bisnis dan lapangan kerja, yang akan membawa kita lebih dekat ke visi Indonesia Emas 2045," katanya.

Dengan tema “Bersama Menuju Industri Pariwisata Ramah Muslim yang Inklusif,” IHTS bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan pariwisata ramah muslim di Indonesia, seiring dengan meningkatnya permintaan di sektor ini dan memperluas posisi Indonesia sebagai pemimpin global.

Dalam rangka memandu pelaku industri wisata memberikan layanan yang lebih baik kepada wisatawan muslim baik domestik maupun global, Kementerian Pariwisata, Bank Indonesia, dan Bappenas berkolaborasi menyusun sebuah Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim.

Pedoman diluncurkan langsung oleh Widiyanti didampingi Kepala Departemen Regional Bank Indonesia, Arief Hartawan dan Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Bappenas, Rosy Wediawaty. Prosesi simbolis dilakukan melalui penyerahan pedoman tersebut dari Menteri Pariwisata kepada Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, Hariyadi Sukamdani dan Ketua Perkumpulan Pariwisata Indonesia, Riyanto Sofyan.

Riyanto menyampaikan, panduan tersebut bersifat opsional dan inklusif, yang mengelaborasi tiga elemen dasar terkait layanan pariwisata ramah muslim, yaitu penyediaan makanan minuman halal, sanitasi dan fasilitas sanitasi yang layak. Diharapkan, pedoman dapat berkontribusi dalam menjaga dan terus meningkatkan daya saing pariwisata ramah muslim Indonesia.

Selain itu, Muslim-Friendly Travel Fair juga digelar untuk menampilkan berbagai produk dan layanan wisata ramah muslim, menciptakan peluang jaringan dan kemitraan yang berharga bagi para peserta. Dengan penyelenggaraan event IHTS ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia dan memperkuat reputasinya di sektor pariwisata ramah muslim di dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement