REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alvara Research Center merilis hasil survei terbaru yang menemukan bahwa strata sosial ekonomi atas menjadi yang tertinggi terpapar judi online. Sedangkan untuk masyarakat kelas bawah, lebih banyak terjerat pinjaman online (pinjol).
"Yang paling rawan terkena judi online adalah anak muda, aktif di internet, laki-laki, dan kelas menengah dan atas," kata Founder Alvara Research Center, Hasanudin Ali, ketika dihubungi Republika, Ahad (10/11/2024).
Survei nasional yang dilakukan Alvara Research Center terhadap 1.800 responden pada bulan September 2024 menemukan 4,5 persen responden mengaku pernah bermain slot atau judi online. Secara persentase angka tersebut memang kecil. Tapi bila dikalikan dengan jumlah populasi Indonesia, maka jumlahnya cukup besar yakni lebih dari 10 juta orang.
"Survei ini sebetulnya memotret isu-isu aktual yang ada di Indonesia termasuk di dalamnya soal judi online," kata Hasanudin.
Hasanudin menjelaskan alasan kelas atas paling tinggi terpapar judi online yang kemudian disusul kelas menengah. Menurutnya, hal tersebut karena kelas atas mempunyai modal yang lebih banyak dan tidak masalah jika kehilangannya.
"Mereka tentu saja memiliki sumber daya ekonomi yang lebih dan mereka tidak memiliki kendala apapun untuk melakukan itu. Artinya, walaupun mereka kalah dalam dan rugi, tidak masalah buat mereka," katanya.
"Mungkin saja mereka melakukan hanya sekadar bersenang-senang saja tanpa terlalu melihat untung rugi. Sementara yang kelas bawah itu problemnya bukan di judi online, tapi di pinjol," katanya menambahkan.