Senin 18 Nov 2024 16:03 WIB

Rayakan Milad ke-112, PP Muhammadiyah Sampaikan Pesan dan Harapan Kemakmuran untuk Semua

Haedar berpesan, kemakmuran tidak boleh dinikmati oleh sekelompok kecil.

Rep: Sabicha Ulinnuha/ Red: Fernan Rahadi
Jajaran petinggi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat melakukan konferensi pers pada perayaan miladnya yang ke-112 di Gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Senin (18/11/2024).
Foto: Sabicha Ulinnuha
Jajaran petinggi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat melakukan konferensi pers pada perayaan miladnya yang ke-112 di Gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Senin (18/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Tepat pada hari miladnya yang ke-112, Muhammadiyah menyampaikan pesan, pemikiran, dan harapannya melalui konferensi pers yang diadakan di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (18/11/2024). Hal tersebut dinyatakan menjelang dilaksanakannya Tanwir atau sidang permusyawaratan tertinggi kedua yang akan digelar pada 4-6 Desember 2024 mendatang di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada Milad dan Tanwir ini Muhammadiyah mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” yang dikaitkan dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam “Gemah Ripah Loh Jinawi, Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”.

Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebutkan kemakmuran dalam kondisi di mana seluruh kekayaan yang dimiliki negara dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat dan rakyat dapat memenuhi kebahagiaan baik jasmani maupun rohani.

“Kemakmuran tidak boleh dinikmati oleh sekelompok kecil. Dasar konstitusi kita dan ekonomi konstitusi kita di Pasal 33 kan bahwa bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya sebesar-besarnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, menyebutkan kemakmuran sebagai cita-cita nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang wajib diwujudkan oleh pemerintah dan seluruh institusi negara. Ia juga menambahkan bahwa kemakmuran tidak boleh dirasakan oleh kelompok kecil saja, namun banyak masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak berkemakmuran.

"Para pejabat negara dari pusat sampai daerah yang tersebar di seluruh institusi dan instansi wajib menjalankan konstitusi sebagai kebijakan imperatif mewujudkan kehidupan rakyat yang berkemakmuran. Jangan sampai Makmur sendiri dan kelompok sendiri, sementara rakyat tidak makmur kehidupannya,” jelasnya.

Sayuti juga menyebutkan kehadiran Muhammadiyah dalam gerakan kemakmuran membutuhkan kehadiran dan peran penting pemimpin Indonesia yang berintegritas tinggi dan mengajak seluruh warga negara untuk turut aktif membangun.

"Milad ke-112, Muhammadiyah berpesan kepada seluruh warga dan pimpinan persyarikatan untuk menjadikan hari bersejarah tersebut sebagaik momentum melakukan refleksi, evaluasi, dan proyeksi atas gerakan Muhammadiyah. Semuanya mesti bergerak semakin kompetitif yang menggambarkan pergerakan Muhammadiyah yang berkemajuan," katanya.

Pesan, pemikiran, dan harapan Muhammadiyah tersebut tertuang dalam 12 poin kemakmuran yangi nantinya akan dibahas dalam Tanwir di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) dan diikuti oleh 350 orang mewakili pimpinan pusat, wilayah, dan organisasi otonom Muhammadiyah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement