Rabu 20 Nov 2024 16:53 WIB

Retno Marsudi: Komunikasi dan Kepercayaan, Syarat Mutlak Kesuksesan dalam Diplomasi

Seorang diplomat juga harus memperkuat kemampuan untuk meyakinkan orang lain.

Menteri Luar Negeri 2014-2024 Retno Marsudi di WPRF di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11/2024).
Foto: Dok Republika
Menteri Luar Negeri 2014-2024 Retno Marsudi di WPRF di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunikasi merupakan salah cara yang paling efektif dalam menyelesaikan masalah. Namun, kesuksesan sebuah diplomasi tidak hanya tergantung kepada komunikasi melainkan juga kepercayaan.

Menteri Luar Negeri RI periode 2014-2024 Retno Marsudi mengatakan, kepercayaan merupakan hal yang sangat krusial, tidak hanya dalam hal diplomasi melainkan juga di semua lini pekerjaan.

Baca Juga

“Kepercayaan sangat penting dalam pekerjaan kita dan bagi kita untuk berperilaku sebagai manusia. Kepercayaan. Ya. Ketika Anda mendapatkan kepercayaan, itu membutuhkan investasi yang lama. Kepercayaan tidak jatuh dari langit. Kepercayaan, sekali lagi, juga dibutuhkan dalam diplomasi publik, nation friendly. Jika Anda tidak memiliki kepercayaan, jika tidak ada kepercayaan, Anda tidak akan bisa,” kata Retno di acara World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11/2024).

Retno mengungkapkan, komunikasi dan kepercayaan yang membuat Indonesia sukses melakukan diplomasi pada tahun 2020 saat menjadi tuan rumah G20.

“Kita mampu mendefinisikan apa yang menjadi kekuatan kita dan mengkapitalisasi kekuatan tersebut. Kemampuan ini sangat penting untuk diplomasi publik, kebebasan bangsa, dan hubungan masyarakat," kata Retno.

"Pada 2020, kita memimpin G20 dan semua sangat pesimistis. Tekanan datang dari seluruh dunia. Benar-benar mimpi buruk bagi saya sebagai menteri luar negeri saat itu. Singkat cerita, Indonesia mampu melewati situasi yang penuh gejolak ini di tahun 2020. Dan pertanyaannya adalah mengapa Indonesia mampu melakukannya. Pertama-tama, ada kepercayaan terhadap Indonesia,” jelas Retno.

Retno menambahkan, ada tiga hal yang harus dilakukan untuk bisa melakukan diplomasi yaitu ketahuilah kekuatan diri, kelemahan diri, serta dapatkanlah kepercayaan. Selain itu, seorang diplomat juga harus memperkuat kemampuan untuk meyakinkan orang lain.

“Jadilah cerdas. Jadilah adaptif. Jadilah gesit. Karena itu semua berlaku dan sangat mempengaruhi diplomasi. Satu hal yang tidak kalah penting adalah tetaplah memperjuangkan kebenaran,” ujar Retno.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement