REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu institusi keluarga biasanya terdiri atas pihak orang tua (ayah-ibu) dan anak. Sejak 14 abad silam, peradaban Islam telah memperkenalkan hak dan kewajiban keluarga bagi anak-anak.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar kita mendahulukan berbakti kepada ibu ketimbang ayah. Dikisahkan, seorang laki-laki datang kepada beliau shalallahu 'alaihi wasallam. Pria itu kemudian bertanya mengenai siapa yang lebih berhak untuk diperlakukan secara baik.
Beliau pun menjawab, "Ibumu." Tiga kali lelaki itu bertanya, tiga kali pula Rasulullah SAW menyebut "ibumu." Pada kali keempat, barulah kemudian Nabi SAW menyebut "Ayahmu."
Mengapa Islam mengutamakan berbakti kepada ibu daripada ayah? Dr Abdullah Nashin Ulwan dalam Pendidikan Sosial Anak menyebutkan dua sebabnya.
Pertama, ibu lebih banyak memperhatikan anak. Mulai dari urusan hamil, melahirkan, menyusui, merawat, hingga mendidik. Ini pun ditegaskan dalam Alquran surah Luqman ayat 14. Artinya, "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
Kedua, dalam diri ibu penuh dengan ikatan batin, cinta, kelembutan, kasih-sayang, dan selalu memperhatikan buah hati.