Rabu 27 Nov 2024 19:41 WIB

Menteri PKP Apresiasi Terobosan BUMN Bangun Hunian TOD

Aset negara dimaksimalkan untuk menjadi hunian yang terjangkau bagi masyarakat.

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Satria K Yudha
KRL melintasi Stasiun Tanjung Barat yang nantinya akan terintegrasi dengan hunian yang berkonsep Transit Oriented Development di kawasan Tanjung Barat, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
KRL melintasi Stasiun Tanjung Barat yang nantinya akan terintegrasi dengan hunian yang berkonsep Transit Oriented Development di kawasan Tanjung Barat, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara mengapresiasi terobosan BUMN lewat Perumnas yang membangun hunian terintegrasi transportasi atau TOD di sejumlah titik. Hal ini disampaikan Ara saat meninjau Samesta Mahata Margonda yang terintegrasi dengan Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Rabu (27/11/2024).

"Di sini kita mengecek dari Perumnas, bisa dikatakan ini adalah satu proyek yang cukup berhasil. Di sini ada yang buat masyarakat di bawah, sedang, dan atas," ujar Ara. 

Baca Juga

Ara menyampaikan segmen menengah ke bawah menjadi daya tarik tertinggi dan ludes terjual dalam hunian vertikal di Samesta Mahata Margonda. Sementara unit untuk kelas atas seharga Rp 1 miliar masih tersisa 40 persen.  "Jadi di sini penting sekali ketepatan membaca market, ternyata market di sini yang paling diminati yang di bawah, lalu yang tengah, baru yang di atas," ucap Ara. 

Dalam kunjungannya, Ara memberikan sejumlah catatan terhadap kondisi Samesta Mahata Margonda. Ara menyoroti fasilitas lift yang belum optimal hingga area komersial masih banyak yang kosong.

"Supaya nanti orang yang tinggal di sini, kalau mau makan atau beli keperluan, tidak perlu keluar. Jadi saya lihat ini sudah cukup lama," sambung Ara. 

Ara juga melanjutkan tinjauan bersama Erick ke Samesta Mahata Stasiun Tanjung Barat dan Stasiun Manggarai. Ara memastikan akan terus mengoptimalkan aset negara untuk menjadi hunian yang terjangkau bagi masyarakat. 

"Jadi ada beberapa titik kita mau lihat, kita akan memetakan peluang, masalah, dan kesiapan. Karena banyak tanah negara yang ideal, tidak dimaksimalkan dan tidak ditata selama ini dan banyak sudah dihuni, bahkan juga kadang kumuh. Jadi kita harus cari solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada," kata Ara. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement