REPUBLIKA.CO.ID, ISKANDAR PUTERI -- Pemilik usaha, karyawan, dan pelanggan pria Muslim di Johor, Malaysia diharuskan menghentikan sementara aktivitas di tempat usaha, termasuk operasi restoran selama waktu sholat Jumat.
Ketua Komite Urusan Agama Islam Johor Mohd Fared Mohd Khalid mengatakan tindakan ini dilakukan untuk memastikan semua pria Muslim memenuhi kewajiban mereka untuk melaksanakan sholat Jumat.
“Mereka yang diharuskan menghentikan aktivitas usaha adalah pria Muslim; mereka tidak boleh terlibat dalam perdagangan, bekerja, atau terus makan selama waktu sholat. Namun, pengecualian diberikan kepada non-Muslim dan wanita Muslim.
“Departemen Agama Islam Johor (JAINJ) akan melakukan penegakan hukum untuk memastikan semua pria Muslim di Johor menghadiri sholat Jumat,” katanya kepada wartawan di sela-sela sidang majelis negara bagian, Kamis, dilansir di Malay Mail, Rabu (27/11/2024).
Menteri Besar Datuk Onn Hafiz Ghazi, saat menyampaikan Anggaran Johor 2025 pada Kamis, mengumumkan pemerintah negara bagian akan memperpanjang waktu istirahat makan siang hari Jumat untuk sektor publik dan swasta menjadi dua jam mulai 1 Januari, dibandingkan dengan waktu istirahat saat ini selama satu jam 30 menit.
Sementara itu, terkait penyesuaian hari libur akhir pekan, yang akan digeser ke Sabtu dan Ahad mulai 1 Januari, Mohd Fared mengatakan pemerintah daerah terbuka terhadap masukan dari orang tua tentang seragam sekolah untuk kelas agama pada Jumat.
“Mungkin ada orang tua yang merasa tidak nyaman untuk beralih ke seragam sekolah agama pada Jumat dan lebih suka anak-anak mereka mengenakan pakaian yang sama dengan seragam sekolah nasional mereka.
“Bagi saya, itu bukan masalah. Kami terbuka terhadap saran. Yang lebih penting adalah siswa bersekolah dan melaksanakan sholat Jumat,” katanya.