REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dikisahkan dalam Biografi Empat Mazhab yang ditulis oleh Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi, suatu ketika Imam Ahmad bin Hanbal bersama seorang musirnya masuk ke sebuah tempat. Di sana, ternyata adal seorang wanita membawa gitar mandolin, lalu murid Imam Ahmad mematahkan gitar itu.
Setelahnya, Imam Ahmad ditanya tentang mematahkan gitar, ia menjawab, "Aku tidak tahu. Aku tidak pernah melihat seorang pun memecahkan gitar di hadapanku, selain saat ini. "
Imam Ahmad lalu meninggalkan tempat tersebut dengan mengingkari dua hal: Wanita memainkan gitar dan perlakuan semena-mena muridnya terhadap wanita itu.
Imam Ahmad bin Hanbal melarang murid-muridnya bersikap kasar, meminta mereka memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengikuti sunnah Nabi seperti yang diajarkan oleh Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Ud‘u ilâ sabîli rabbika bil-ḫikmati wal-mau‘idhatil-ḫasanati wa jâdil-hum billatî hiya aḫsan, inna rabbaka huwa a‘lamu biman dlalla ‘an sabîlihî wa huwa a‘lamu bil-muhtadîn
"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk".