REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Utusan Khusus Presiden sekaligus pendakwah, Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal sebagai Gus Miftah, menjadi perbincangan publik karena dianggap telah menghina penjual es teh dengan melontarkan kata kasar dan tidak pantas. Momen itu terjadi saat Miftah menjadi penceramah di suatu majelis di Pondok Pesantren Magelang.
Dalam potongan video yang viral di media sosial, awalnya Miftah bertanya tentang apakah es teh yang dibakul oleh seorang pria paruh baya di acara tersebut sudah habis atau belum. “Es teh mu jik okeh ra? Masih? Yo kono didodol gobl*k (es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih? Ya sudah, dijual gobl*k),” kata Gus Miftah dari atas panggung kepada penjual es teh tersebut.
“Dolen ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (Kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah takdir),” ujar Miftah.
Pernyataan Miftah itu menuai kritik dan kecaman dari masyarakat. Bahkan publik membandingkan sikap Miftah dengan seorang pesinden bernama Niken Salindry. Pesinden asal Kediri, Jawa Timur, itu justru diapresiasi karena memborong penjual es teh saat sedang manggung.
Dalam video yang beredar di media sosial X, Niken terlihat memanggil penjual es teh dan menanyakan berapa total dagangannya. Tanpa pikir panjang, Niken pun memborong es teh tersebut dan membagikannya kepada para penonton.
“Mas yang bakul es teh dan es jeruk, sini. Itu totalnya berapa semua? Rp 100 ribu? Oke. Semua yang mau es tehnya, ambil aja ya,” kata Niken di atas panggung sambil menyerahkan uang ke arah penjual.