Rabu 11 Dec 2024 17:25 WIB

BSI Jadi Bank Emas, Begini Respons Erick Thohir

Dulu hanya raw material yang dikirim ke luar negeri, kini bisa diproses di dalam.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara mengenai usulan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi bullion bank atau bank emas. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara mengenai usulan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi bullion bank atau bank emas. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara mengenai usulan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi bullion bank atau bank emas. Erick mengaku siap berkoordinasi dengan sejumlah kementerian untuk mematangkan rencana tersebut. 

"Tentu harus duduk bersama, dengan BSI juga, saya harap ini ada percepatan," ujar Erick di Avenue on 5, Tendean, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

 

Erick menyampaikan rencana tersebut juga sejalan dengan aksi perjanjian jual beli logam emas antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada awal November lalu. Erick menyebut hal ini mampu mengikis ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, terutama emas batangan.

 

"Apalagi dengan sistem yang kemarin, Freeport dan Antam sudah kerja sama, kita sudah ada cadangan emas yang cukup untuk menjadikan tabungan masyarakat yang selama ini kebanyakan raw material kita kirim ke luar negeri, tapi sekarang sudah bisa diproses di dalam negeri," kata pria kelahiran Jakarta tersebut. 

 

Sebelumnya, Erick menyampaikan Presiden Prabowo sangat mendorong Kabinet Merah Putih mampu menjalankan program seperti swasembada energi, pangan, hilirisasi, kesehatan, pendidikan, bahkan penanggulangan ilegal mining dan judi online yang juga menjadi perhatian pemerintah. Erick menekankan untuk menjadi bangsa yang mandiri, Indonesia perlu terus melakukan perbaikan dan menyebut hilirisasi bukan lagi opsi yang bisa ditawar. 

 

"Hilirisasi adalah salah satu opsi yang tidak bisa ditawar. Kalau kita lihat data, misalnya untuk cadangan emas, kita itu nomor enam terbesar di dunia sekitar 2.600 Metric Ton, tapi untuk cadangan emas batangan, kita ada di peringkat 43 dunia," ucap Erick ujar Erick dalam acara perjanjian jual beli logam emas antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11/2024).

 

Erick mengungkapkan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam. Erick menyampaikan kerja sama ini juga memberikan penghematan besar mengingat dapat mengikis ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, terutama emas batangan.

 

"Dengan Freeport memproduksi 50 ton, Antam ambil 30 ton, ada penghematan cadangan devisa hingga Rp 200 triliun dalam 5 tahun, tapi ranking reserve emas batangan dunia nomor satu Amerika mungkin 8.100 ton, lalu Jerman dan Italia, kita baru 78,5 ton kalau tidak salah," lanjut Erick. 

 

Erick mendorong kerja sama tersebut juga diperluas ke sejumlah BUMN-BUMN lain. Erick berencana membentuk bullion bank melalui sinergi antara BUMN seperti Pegadaian, BRI, dan BSI dalam meningkatkan hilirisasi dan performa BUMN sebagai benteng ekonomi nasional.

 

"Bank ini nantinya akan mendukung perdagangan logam di Indonesia dan mendorong tabungan emas sebagai salah satu pilihan investasi masyarakat. Tabungan emas ini perlu kita dorong sebagai opsi bagi masyarakat Indonesia ke depan," kata Erick. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement