Senin 16 Dec 2024 12:22 WIB

Batu Bara, CPO, Besi dan Baja Jadi Komoditas Unggulan yang Diekspor pada November 2024 

Ekspor November tercatat mengalami penurunan 1,70 persen.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada November 2024 mencapai hingga 24,01 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 384 triliun (kurs saat ini Rp 16.020 per dolar AS), dengan tiga komoditas unggulannya meliputi batu bara, CPO dan turunannya, serta besi dan baja. 

“Total ketiga komoditas tersebut memberikan share 31,30 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada November 2024,” kata Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti dalam Konferensi Pers Perkembangan Ekspor Impor November 2024, Senin (16/12/2024). 

Baca Juga

Amalia mengatakan, secara bulanan, ekspor batu bara serta besi dan baja mengalami peningkatan, yakni masing-masing 3,83 persen dan 6,91 persen. Sedangkan CPO dan turunannya mengalami penurunan sebesar 11,76 persen. 

Sementara itu, secara tahunan, ekspor besi dan baja serta CPO dan turunannya meningkat, masing-masing 5,12 persen dan 2,34 persen, sedangkan batu bara mengalami penurunan sebesar 4,42 persen. 

Diketahui, BPS mencatat pada November 2024 terjadi penurunan nilai ekspor Indonesia secara bulanan sebesar 1,70 persen menjadi 24,01 miliar dolar AS dari angka pada Oktober 2024 sebesar 24,21 miliar dolar AS. 

Data menunjukkan, nilai ekspor migas tercatat senilai 1,32 miliar dolar AS, turun 2,10 persen dibandingkan bulan Oktober 2024 di angka 1,35 miliar dolar AS. Adapun nilai ekspor non migas juga tercatat turun 1,67 persen dengan nilai 22,69 miliar dolar AS, dibandingkan angka pada Oktober 2024 sebesar 23,08 miliar dolar AS. 

Penurunan nilai ekspor pada November 2024 secara bulanan terutama didorong oleh nilai ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati (HS15), bijih logam terak dan abu (HS26), tembaga dan barang daripadanya (HS74). 

Namun, secara tahunan nilai ekspor Indonesia pada November 2024 mengalami peningkatan. Yakni sebesar 9,14 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang berada di angka 22 miliar dolar AS. 

Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan ekspor non migas, terutama pada nikel dan barang daripadanya (HS75), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84), serta mesin dan perlengakapan elektrik serta bagiannya (HS85). Eva Rianti 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement