REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Aula AQL Islamic Center menjadi saksi dari sebuah momentum bersejarah ketika ratusan pasang mata terinspirasi oleh keajaiban zakat dalam acara “Miracle of Zakat”, sebuah momentum yang tidak hanya memotivasi masyarakat tetapi juga menggerakkan kesadaran akan kekuatan zakat dalam mengubah kehidupan.
Dengan tema yang relevan dan inspiratif, acara ini mengintegrasikan edukasi, penghargaan, dan peluncuran program strategis untuk memperkuat dampak zakat di Indonesia terutama dalam mengentaskan kemiskinan. Bahkan, Laznas AQL mengintegrasikan zakat untuk mencetak kader pejuang Baitul Maqdis.
Pembina AQL, KH Bachtiar Nasir membuka sesi utama dengan inti materi acara ini yang bertema “Miracle of Zakat”.
Dia menyebut, Rasulullah SAW pernah merasa kurang percaya diri ketika pertama kali menerima wahyu. Namun, Sayidah Khadijah memotivasinya dengan berkata, ‘Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena engkau adalah orang yang selalu menyambung silaturahim, berkata jujur, menanggung kesulitan orang lain, suka membantu orang yang tak punya, memuliakan tamu, dan menolong orang yang terkena musibah.’
"Begitu pula zakat, ia adalah amalan yang mengangkat derajat manusia, menolong sesama, dan mendekatkan diri kepada Allah,” kata Kiai Bachtiar, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa sifat-sifat yang digambarkan oleh Sayidah Khadijah pada Rasulullah SAW adalah wujud konkret dari amal kebaikan yang berlandaskan pada kasih sayang kepada sesama.
Zakat adalah salah satu bentuk amal tersebut, yang memiliki potensi untuk menolong orang lain, menghilangkan kesulitan, dan membawa keberkahan dalam kehidupan manusia.
Pakar ekonomi Islam, Dr Irfan Syauqi Beik menjelaskan potensi zakat dari sisi ekonomi. Alhamdulillah, dengan upaya perbaikan berkelanjutan, progres positif dalam pengelolaan zakat semakin terlihat.
"Yang terpenting buat kita adalah bagaimana peran zakat mengingatkan umat tentang salah satu rukun Islam ini. Keberadaan lembaga zakat sangat luar biasa, dan kita doakan semoga Laznas AQL menjadi lembaga yang terus berkembang dan istiqamah dalam melayani umat,” ujarnya.
Dia juga menyoroti fakta bahwa meskipun jumlah muzaki meningkat signifikan, masyarakat yang menyalurkan zakat melalui lembaga resmi masih sangat sedikit.
“Padahal, di zaman Nabi SAW zakat tidak disalurkan langsung kepada mustahik, tetapi melalui lembaga amil. "Hal ini penting karena zakat yang dikelola secara profesional dapat memberikan dampak lebih besar dalam mengentaskan kemiskinan umat,” jelasnya.
“Total dalam tiga tahun terakhir, kita telah melayani hampir 50 juta mustahik. Ini membuktikan kekuatan zakat dalam meringankan beban mereka yang membutuhkan. Angka-angka ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat melalui lembaga amil adalah kunci untuk mengokohkan pemberdayaan umat,” kata dia menambahkan.
Salah satu puncak acara adalah peluncuran program unggulan Laznas AQL pada 2025, yaitu Program 1001 Penghafal Alquran: Kader Pejuang Baitul Maqdis.
KH Bachtiar Nasir memimpin peluncuran simbolis ini didampingi oleh Buya Iswahyudi (Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam), Bapak Samade Saputra (Direktur Laznas AQL), dan Ustadz Husein Gaza, menambah momen tersebut dengan kesan kebersamaan dan komitmen kolektif untuk mendukung program ini.
Program ini dirancang untuk mencetak generasi hafiz Alquran yang tangguh dan berwawasan luas, siap menjadi pembela Baitul Maqdis. Acara juga memberikan penghargaan Zakat Award kepada individu, komunitas, dan perusahaan yang telah berkontribusi luar biasa dalam gerakan zakat melalui Laznas AQL.