Selasa 31 Dec 2024 07:37 WIB

Pejuang Habisi Lima Tentara IDF, Satu dari Unit Paling Brutal

Roket-roket kembali diluncurkan dari Jalur Gaza ke Israel.

Tentara dari Batalyon Netzah Yehuda, salah satu pasukan paling brutal Israel, sedang beroperasi di Jalur Gaza.
Foto: IDF
Tentara dari Batalyon Netzah Yehuda, salah satu pasukan paling brutal Israel, sedang beroperasi di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pejuang Palestina dilaporkan berhasil menghabisi lima tentara penjajah dalam operasi perlawanan di Jabaliya, utara Gaza. Seorang tentara dari salah satu unit paling brutal di IDF juga tewas di Gaza.

Militer Israel mengumumkan bahwa seorang tentara berusia 23 tahun telah terbunuh di Gaza utara. Dikatakan bahwa dia adalah anggota Batalyon Netzah Yehuda, yang memiliki lebih dari 1.000 tentara dan berada di bawah Brigade Kfir tentara Israel.

Baca Juga

Tepi Barat yang diduduki adalah wilayah pertempuran utama batalyon tersebut. Namun tahun ini, militer Israel memerintahkan penempatan batalyon tersebut di distrik Beit Hanoun, Gaza utara.

Batalyon Netzah Yehuda dikenal sebagai salah satu unit paling brutal di IDF. Pasukan itu terdiri dari lelaki Yahudi ultra-ortodoks yang menjalani pelatihan berbeda dengan unit lainnya di IDF.

Beberapa tahun lalu, mereka mengikat dan membekap mulut seorang pria lansia Palestina-Amerika di Tepi Barat, meninggalkannya hingga meninggal kedinginan di pinggir jalan. Kekejaman itu dan catatan kekejaman lainnya bahkan membuat Amerika Serikat (AS) sekutu utama Israel, sempat berencana menjatuhkan sanksi.

Sementara itu Aljazirah Arabia melaporkan, Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok Hamas, mengumumkan bahwa para pejuangnya mampu, dalam operasi yang kompleks, menyerbu titik militer yang baru didirikan oleh tentara pendudukan di kamp Jabaliya di utara Gaza. Mereka melucuti dan menghabisi lima tentara penjajah dari jarak dekat.

Al-Qassam menambahkan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin bahwa para pejuangnya membakar tank Zionis Merkava dan awaknya selama operasi tersebut. Mereka juga menargetkan sebuah jip militer yang berisi sejumlah tentara dengan granat tangan.

Dalam operasi lain, Al-Qassam mengatakan bahwa para pejuangnya menghancurkan sebuah pengangkut pasukan Israel di Beit Hanoun, timur laut Gaza, dengan peluru Yassin 105, menewaskan dan melukai awaknya.

Dalam konteks terkait, tentara penjajah Israel juga mengumumkan kematian seorang tentara dan cedera serius pada salah satu perwira Brigade Givati ​​dalam pertempuran di Jalur Gaza utara pada Ahad. Dengan terbunuhnya tentara tersebut, jumlah korban tewas tentara pendudukan sejak awal operasi militer yang sedang berlangsung di Kegubernuran Gaza Utara, sejak Oktober lalu, telah meningkat menjadi 41 tentara.

Sementara itu, tentara penjajah Israel mengklaim, dalam sebuah pernyataan, bahwa pasukannya membunuh “puluhan militan” di daerah Jabalia, utara Jalur Gaza. Tentara penjajah menjelaskan bahwa "militan" dibunuh oleh tembakan langsung dan peluru artileri.

Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, kemarin mengumumkan bahwa mereka telah melancarkan serangan rudal dalam dua hari terakhir terhadap kota Tel Aviv dan pendudukan Yerusalem.

“Setelah menghubungi Mujahidin kami di pasukan rudal Brigade Al-Quds di Jalur Gaza utara, mereka melaporkan bahwa serangan rudal telah diluncurkan selama dua hari terakhir terhadap kota-kota Yerusalem dan Yerusalem yang diduduki. Tel Aviv, Sderot, dan permukiman di sekitar Gaza.”

Kelompok itu menegaskan, hal ini merupakan respons atas kejahatan musuh Israel terhadap rakyat Palestina dan penyerbuan Masjid Al-Aqsa. Radio tentara Israel mengatakan bahwa sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza, namun tidak memasuki wilayah Israel. Sebelumnya, Komando Front Dalam Negeri Israel mengatakan bahwa sirene dibunyikan di Erez, di Jalur Gaza, karena takut akan jatuhnya roket.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel, dengan dukungan Amerika, telah melakukan genosida di Gaza, menyebabkan lebih dari 153.000 orang Palestina menjadi syuhada dan terluka. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita. Sementara lebih dari 11.000 orang hilang. Sedangkan kehancuran besar-besaran dan kelaparan telah menewaskan puluhan orang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement