Selasa 31 Dec 2024 21:30 WIB

Kiat Mengawali Tahun Baru dengan Hijrah yang Benar Menurut Pendiri Mageriin

Hijrah merupakan cara untuk menghadapi tahun baru

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Pendiri Komunitas Majelis Gerakan Ilmu Indonesia (Mageriin) Andreina Shavira (kedua kiri).
Foto: Republika/ Fuji E Permana
Pendiri Komunitas Majelis Gerakan Ilmu Indonesia (Mageriin) Andreina Shavira (kedua kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri Komunitas Majelis Gerakan Ilmu Indonesia (Mageriin) Andreina Shavira yang akrab disapa Kak Reina mengajak masyarakat Muslim hijrah dalam mengawali 2025 untuk menjadi lebih baik dan meninggalkan perbuatan buruk di masa lalu.

Hal tersebut disampaikan Kak Reina di Masjid Agung At-Tin dalam acara bertema Be Better Person Before 2025: Mari Benahi Diri Sebelum 2025.

Baca Juga

Kak Reina mengatakan, tentu semua ingin menjadi pribadi yang lebih baik sebelum memasuki 2025, dan mungkin ingin meninggalkan masa lalu dan pengalaman yang buruk di tahun sebelumnya. Itu mungkin bisa dijadikan pemicu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

"Kalau aku menyebutnya sebagai perjalanan hijrah, jadi menurut saya tidak ada kata menunda lagi ya untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik," kata Kak Reina saat berbincang dengan Republika di Masjid Agung At-Tin, Selasa (31/12/202).

Kak Reina mengingatkan, siapapun tidak tahu, berapa menit kedepan apakah masih hidup, apakah masih diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT. Maka harus segera berhijrah untuk memperbaiki dan membenahi diri. Itu semua bisa dimulai dari diri sendiri.

Hijrah jangan karena paksaan orang lain, jangan karena ikut tren hijrah, dan bukan hijrah karena ada orang yang dicintai. Tapi hijrah itu dari hati dan karena Allah SWT.

"Hal pertama yang dilakukan untuk hijrah, harus dari niat yang matang, kalau niatnya sudah salah saat hijrah biasanya niat hijrahnya akan hilang di tengah jalan," ujar Kak Reina.

Kak Reina mengatakan, misalnya niat hijrahnya karena menyukai seseorang, saat seseorang itu sudah hilang, maka niat hijrahnya akan hilang. Jadi yang pertama kali harus disiapkan sebelum hijrah adalah niat, jadi hijrahnya harus benar-benar karena Allah SWT dan menyesali perbuatan di masa lalu yang buruk.

Menurutnya, menyesali dosa dan perbuatan buruk di masa lalu juga jadi bisa pemicu hijrah. Jika seseorang sudah merasa terlalu jauh dari Allah SWT, Rasulullah SAW dan Alquran, akan timbul penyesalan dan keinginan untuk hijrah menjadi lebih baik.

"Setelah niat hijrah, baru mencari lingkaran pertemanan yang bisa mendukung proses hijrah, dan mencari guru karena khawatir kalau tidak ada gurunya akan terjerumus ke aliran atau ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam," ujar Kak Reina.

Kak Reina mengingatkan, maka seseorang yang berhijrah harus mencari guru dan mencari ustaz atau ustazah yang benar-benar lurus dan bisa membimbing. Tapi yang terpenting adalah lingkaran pertemanan yang mendukung hijrah.

Karena tanpa lingkaran pertemanan yang mendukung hijrah bisa membuat berhenti hijrah di tengah jalan. Tapi kalau ada teman yang sama-sama hijrah biasanya akan lebih kuat hijrahnya.

BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?

Kak Reina juga mengajak anak-anak, remaja dan pemuda serta pemudi mari segera berhijrah memperbaiki diri. Karena tidak pernah tahu siapa duluan yang menjemput, apakah malaikat maut yang duluan menjemput atau kesuksesan.

"Jadi daripada membuang waktu kita, lebih baik kita membenahi diri kita, memperbaiki diri kita karena tidak ada rugi bagi orang yang berhijrah memperbaiki diri di jalan Allah," ujar Kak Reina.

Kak Reina mengatakan, selagi Allah memberi kesempatan hidup, hijrahlah untuk memperbaiki diri. Jangan pernah putus asa dari ampunan Allah meseki di masa lalu berbuat banyak dosa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement