Selasa 31 Dec 2024 22:09 WIB

Respons Jokowi Disebut Salah Satu Pemimpin Terkorup di Dunia

Jokowi disebut sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia.

Rep: Noor Alfian/ Red: Muhammad Hafil
Presiden ke-7 RI Jokowi saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).
Foto: dok. Laily Rachev - Biro Pers
Presiden ke-7 RI Jokowi saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dikutip dari publikasi yang diterbitkan di situs resmi OCCRP, nama Jokowi, masuk di antara nama pemimpin terkorup dunia. Beberapa nama lainnha yang disebutkan di antaranya Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasin, dan pebisnis India Gautam Adani

Terkait hal itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal sebutan pimpinan terkorup yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Baca Juga

"Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?," katanya di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Ia meminta pihak yang mengklaim pernyataan tersebut agar membuktikannya.

"Ya dibuktikan, apa," katanya.

Menurut dia, saat ini banyak fitnah yang datang kepada dirinya.

"Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?," katanya.

Disinggung soal adanya muatan politis dibalik nominasi pimpinan terkorup, ia melemparkan tawa terhadap wartawan.

"Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai," katanya.

Bahkan menurut dia, pihak tertentu bisa memanfaatkan organisasi masyarakat untuk melemparkan tuduhan tersebut.

"Bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan jahat-jahat seperti itu ya," katanya.

Sebelumnya, Jokowi mendapatkan nominasi sebagai salah satu tokoh dunia paling korup 2024 versi OCCRP.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement