REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/1/2025) pagi, bergerak menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG dibuka menguat 11,69 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.176,12. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,38 poin atau 0,16 persen ke posisi 839,16.
"IHSG hari ini akan mencoba untuk break 7.200, seiring dengan penguatan bursa Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Akan tetapi, jika gagal break resist kuat di level 7.200, IHSG akan cenderung tes support dulu di level 7.100," ujar CFP Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Dari regional, pada Jumat (3/1/2025), Bank Sentral China (PBOC) dilaporkan akan memangkas suku bunga acuannya pada waktu yang tepat pada 2025. Di sisi lain, Kementerian Perdagangan China berencana untuk membatasi ekspor pada teknologi tertentu yang digunakan untuk membuat komponen baterai dan untuk memproses mineral penting seperti litium dan galium, menurut pemberitahuan yang dikeluarkan pada Kamis (2/1/2025).
Pelaku pasar di Asia akan terus menilai ketidakpastian politik di Korea Selatan, karena pengawas korupsi negara itu berusaha untuk melaksanakan surat perintah penangkapan untuk Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street kompak meningkat pada perdagangan Jumat (3/1), di mana sektor teknologi menjadi pendorong utama penguatan pasar. Meskipun tetap masih mencatatkan penurunan mingguan. Indeks S&P 500 ditutup melonjak 1,26 persen ke level 5.942,47, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,8 persen menjadi 42.732,13, dan Nasdaq Composite meningkat 1,77 persen ke 19.621,68.
Saham produsen chip Nvidia melonjak 4,7 persen, sementara saham Super Micro Computer, pembuat server, melesat 10,9 persen, kedua perusahaan ini diuntungkan oleh investasi berkelanjutan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI). Microsoft turut memeriahkan sentimen positif dengan pengumuman rencana investasi sebesar 80 miliar dolar AS untuk pusat data berteknologi AI pada tahun fiskal 2025.
Saham perusahaan energi seperti Constellation Energy dan Vistra juga terangkat, masing-masing naik 4 persen dan 8,5 persen, karena meningkatnya kebutuhan energi untuk mendukung pusat data tersebut, aham US Steel anjlok 6,5 persen, setelah Presiden Joe Biden menyatakan akan memblokir akuisisi perusahaan oleh Nippon Steel.
Di sisi lain, saham perusahaan minuman keras seperti Molson Coors merosot 3,4 persen menyusul peringatan dari Surgeon General AS terkait risiko kanker akibat konsumsi alkohol.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 472,78 poin atau 1,19 persen ke level 39.421,75, indeks Shanghai melemah 15,71 poin atau 0,49 persen ke posisi 3.195,72, indeks Kuala Lumpur melemah 0,96 poin atau 0,06 persen ke posisi 1.628,50, dan indeks Straits Times menguat 17,42 poin atau 0,46 persen ke 3.819,25.