Senin 06 Jan 2025 20:25 WIB

Pemecatan Shin Tae-yong Jadi Headline Pemberitaan Media-Media Korsel

Yonhap membandingkan nasib Shin Tae-yong dan Kim Sang-Sik.

Mantan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Foto: Dok PSSI
Mantan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemecatan Shin Tae-yong (STY) oleh PSSI dari kursi kepelatihan tim nasional Indonesia pada Senin (6/1/2025) jadi bahan pemberitaan media-media di Korea Selatan (Korsel). Yonhap News agenda menulis headline dengan membandingkan nasib berbeda dari dua pelatih asal Korsel setelah Piala AFF 2024.

"Seorang pelatih kepala Korea Selatan menjadi juara sementara pelatih lain dipecat menyusul berakhirnya turnamen sepak bola Asia Tenggara pada akhir pekan," demikian yang ditulis Yonhap pada Senin.

Baca Juga

Kim Sang-Sik adalah pelatih asal Korea Selatan yang baru saja berhasil membawa timnya Vietnam menjuarai Piala AFF 2024 setelah menang agregat 5-3 lawan Thailand di partai final pada Ahad (5/1/2025). Sedangkan Shin Tae-yong harus kehilangan posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia setelah Piala AFF 2024.

Indonesia gugur di fase grup setelah finis peringkat 3 di grup B. Sedangkan Nate menulis bahwa pemecatan Shin Tae-yong adalah berita 'mengejutkan' karena pelatih tersebut telah menorehkan sejumlah sejarah baru bagi sepak bola Indonesia, seperti membawa Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia 2024 dan lolos putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia.

Media-media Korea Selatan lainnya menyebut bahwa pemecatan STY adalah imbas dari kegagalan Indonesia di Piala AFF 2024. "Shin Tae-yong baru-baru ini dikritik karena tersingkir sebelum semifinal di Piala AFF 2024, yang dikenal sebagai 'Piala Dunia Asia Tenggara'," tulis KBS.

"Meskipun dia berpartisipasi dalam turnamen ini dengan pemain di bawah usia 23 tahun, keraguan tumbuh atas kepemimpinan pelatih Shin Tae Yong, dan dia akhirnya dipecat."

Namun, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan rencana mengakhiri kontrak dengan Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia muncul sejak tiga bulan lalu, tepatnya sebelum laga melawan China di Stadion Pemuda Qingdao, 15 Oktober 2024. Saat itu Erick ingin mengakhiri kontrak Shin lebih cepat, tetapi menurutnya waktunya tidak tepat karena padatnya jadwal Indonesia melakoni laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

"Ini sudah dirasakan sejak pertandingan, bahkan mungkin sebelum Indonesia lawan China, tetapi waktunya terlalu mepet," jelas Erick pada jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta pada Senin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement