Jumat 10 Jan 2025 09:43 WIB

Kerugian Kebakaran California Diprediksi Hampir Rp 1.000 Triliun

Peristiwa ini menjadi salah satu kebakaran hutan terburuk dalam sejarah California.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kebakaran di Bukit Hollywood, Los Angeles, Amerika Serikat, Rabu (8/1/2025).
Foto: AP
Kebakaran di Bukit Hollywood, Los Angeles, Amerika Serikat, Rabu (8/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hebat yang disebabkan angin kencang terus membakar sebagian kawasan perumahan yang padat penduduk dan mahal di California, Amerika Serikat (AS). Ken Clark dari AccuWeather menyampaikan kondisi kekeringan dan angin kencang yang terjadi di awal tahun yang menyebabkan banyaknya kebakaran hutan di wilayah selatan negara bagian tersebut.

"Perkiraan awal AccuWeather mengenai total kerusakan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dahsyat di California Selatan sekitar 52 miliar dolar AS hingga 57 miliar dolar AS (sekitar Rp 843 triliun hingga Rp 923 triliun," ujar Clark dalam laman AccuWeather yang dilansir Republika di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Baca Juga

Kepala Meteorologi AccuWeather Jonathan Porter mengatakan peristiwa ini menjadi salah satu kebakaran hutan terburuk dalam sejarah California. Porter menyampaikan kebakaran terburuk terjadi di area dari Santa Monica hingga Malibu, yang berdampak pada beberapa real estat termahal di negara ini dengan nilai rumah rata-rata lebih dari dua juta dolar AS atau sekitar Rp 32 miliar.

Porter menyebut terdapat risiko besar terhadap aspek pariwisata dan kesehatan karena menghirup asap dan kerusakan akibat asap pada bangunan yang tidak hancur di masa mendatang. Porter menyebut perkiraan ini masih awal, karena kobaran api terus menyebar dan dampak terus terjadi, dan beberapa area belum melaporkan informasi tentang kerusakan, cedera, dan dampak lainnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Porter mengatakan tingkat kerusakan menunjukkan proses pemulihan yang panjang dan menantang yang akan membutuhkan upaya kolektif masyarakat dan dukungan dari pihak berwenang. Banyak penduduk di Pacific Palisades melaporkan bahwa mereka tidak memiliki asuransi properti karena perusahaan asuransi tidak lagi memberikan perlindungan untuk real estat di area yang sangat mahal dan berisiko tinggi.

"Yang penting, jika kebakaran terus menyebar dengan cepat ke lingkungan yang padat penduduk, ribuan bangunan tambahan yang sangat mahal akan berisiko terbakar," ucap Porter.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement