Jumat 10 Jan 2025 11:15 WIB

Emisi AS Turun Meski Aktivitas Ekonomi Meningkat

AS menargetkan penurunan emisi sebesar 50 persen dari tingkat tahun 2005 pada 2030.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Emisi karbon (ilustrasi).
Foto: Piaxabay
Emisi karbon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aktivitas ekonomi dan emisi gas rumah kaca Amerika Serikat (AS) biasanya tumbuh selaras. Namun, peningkatan aktivitas ekonomi pada tahun 2024 tidak menaikan emisi AS.

Perusahaan penelitian Rhodium Group mencatat untuk kedua kalinya berturut-turut gas rumah kaca tahunan AS tidak naik, walaupun perekonomian menguat. Sementara emisi turun sekitar 0,2 persen.

Baca Juga

Direktur energi dan praktik iklim Rhodium Group, Ben King mengatakan turunnya emisi saat aktivitas ekonomi naik menimbulkan optimisme. "Hal ini berpotensi mengarah pada dimulainya kemajuan dalam upaya dekarbonisasi yang membantu mengurangi emisi dibandingkan hanya efek samping dari perubahan struktural besar yang saat ini sedang terjadi pada ekonomi," kata King seperti dikutip dari BNN Bloomberg, Kamis (9/1/2025).

Gas rumah kaca sudah turun 20 persen sejak tahun 2005. Namun negara itu masih jauh untuk bisa mencapai target pada akhir dekade ini.

Presiden Joe Biden menargetkan untuk memangkas emisi sebesar 50 persen dari tingkat tahun 2005 pada tahun 2030. Target itu bisa tercapai bila AS dapat memangkas emisinya sebesar 7 persen per tahun.

Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS juga menimbulkan tantangan dari upaya pemangkasan emsi. Ia berjanji akan mencabut kebijakan-kebijakan iklim Joe Biden, termasuk insentif pajak yang diatur dalam Undang-undang Pemangkasan Emisi (IRA) dan regulasi-regulasi Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).

Dalam analisa terpisah, Rhodium Group mengatakan membatalkan IRA dan regulasi-regulasi iklim akan membatasi pemangkasan emisi. Trump perlu persetujuan Kongres untuk membatalkan IRA dan industri teknologi energi bersih tumbuh lebih besar dibanding periode pertama Trump.

"Kemungkinan besar dekarbonisasi berlanjut, apa pun yang terjadi pada kebijakan lingkungan, pertanyaannya seberapa cepat," kata King.

Sektor industri menjadi pendorong yang menahan emisi tumbuh. Polusi AS turun 1,8 persen tahun lalu karena adanya peralihan dari penggunaan batu bara ke energi gas alam dan energi-energi terbarukan.

Sementara, emisi dari sektor gas dan minyak tahun 2024 juga turun 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Praktik yang lebih bersih membantu membatasi jumlah emisi metana dari produksi, pemrosesan dan pemurnian.

Namun, sektor transportasi menghambat kemajuan lebih lanjut karena konsumsi bahan bakar jet dan bensin naik. Emisi dari sektor ini naik 0,8 persen.

Listrik yang digunakan untuk pendingin ruangan turut meningkatkan emisi dari sektor listrik, meski untuk pertama kalinya tenaga surya dan angin menghasilkan lebih banyak listrik daripada batu bara. Analisis Rhodium Group menggunakan data ekonomi dan energi yang baru akan dirilis oleh EPA pada tahun 2026.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement