Rabu 15 Jan 2025 06:20 WIB

Cara Imam Hanafi Menghadapi Tetangganya yang Menyebalkan

Para ulama selalu meneladani akhlak Rasulullah dalam menghormati tetangganya.

Rep: SAJADA.ID/ Red: Partner
.
Foto: network /SAJADA.ID
.

Cara Imam Hanafi Menghadapi 'Tetangganya yang Menyebalkan'

SAJADA.ID--Sahabat yang dirahmati Allah SWT. Tetangga adalah orang yang terdekat dengan tempat kita. Keberadaannya kadang menyenangkan, namun ada pula yang menyebalkan. Kondisi ini pun pernah dialami Abu Hanifah, atau yang lebih dikenal dengan kunyah Imam Hanafi.

Nama aslinya adalah Nu'man bin Tsabit. Beliau wafat pada tahun 150 H. Imam Hanafi adalah salah satu dari empat mazhab yang sangat terkenal di dunia Islam. Dari keempat imam mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali), Imam Hanafi adalah yang tertua.

Beliau dikenal sebagai ulama yang lurus, ahli dalam bidang ilmu fikih, mantiq (logika), dan lainnya. Kealimannya tak perlu diragukan lagi.

Begitu alimnya, banyak orang yang mengagumi dan memghormatinya. Namun demikian, di antara yang baik, selalu ada yang berburuk sangka bahkan berbuat zalim kepada beliau. Dan yang zalim itu bukan orang jauh, tetapi tetangga terdekatnya.

Dalam kitab Akhlaq Lil Banin Juz 2 Bab 17 (hlm. 37) dikisahkan sejumlah kisah inspiratif para wali-wali Allah dalam menghormati tetangganya. Salah satunya kisah Imam Hanafi dan tetangganya.

Dikisahkan, Imam Hanafi mempunyai seorang tetangga yang dengki (hasud) dan suka mengganggunya serta menggunjingnya. Akan tetapi, beliau senantiasa bersabar terhadapnya.

Diceritakan, apabila beliau melewatinya dan memberi salam kepadanya, tetangganya itu acuh saja dan tidak membalas salamnya. Imam Hanafi sabar saja atas sikap tetangganya itu.

Dalam beberapa kesempatan, tetangganya itu suka membawakan syair-syair yang menyinggung Imam Hanafi. Tetapi, Imam Hanafi tetap bergeming. Beliau tak membalas gunjingan bahkan hinaan dan sindiran tetangganya tersebut.


Kesabaran Imam Hanafi membuat murid-muridnya mengeluh. "Tegur saja, Syekh." "Jangan didiamkan, dia sudah berbuat zalim pada anda." Demikian beberapa permintaan murid-muridnya. Tetapi, Imam Hanafi diam saja.

Bahkan sebaliknya, Imam Hanafi malah berkata: "Biarkan saja, sesungguhnya tetanggaku itu mempunyai hak.”

Sampai akhirnya suatu ketika, tetangganya itu diam dan tak kedengaran suaranya. Hal itu membuat Imam Hanafi merindukan 'sindiran' tetangganya tersebut. Dan ketika dicari tahu, ternyata tetangganya yang usil itu justru ditahan pihak keamanan dan dimasukkan ke penjara akibat mabuk.

Atas hal ini, Imam Hanafi pada malam hari lantas bergegas menemui pimpinan wilayah (semacam kabupaten/provinsi). Kepada pemangku wilayah, Imam Hanafi meminta agar tetangganya itu dibebaskan dengan jaminan diri beliau.

Karena yang datang menghadap pemangku wilayah sekelas ulama besar Imam Hanafi, maka sang kepala daerah meminta pihak keamanan untuk membebaskan tetangganya itu. Singkat cerita, dibebaskanlah tetangganya itu.

Ketika bebas, Imam Hanafi mengulang sindiran yang disampaikan tetangganya. Si tetangga ini merasa malu, hingga akhirnya ia bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada Imam Hanafi. Masya Allah.


Tikus Tetangga

Dalam kitab yang sama diceritakan. Ada seorang laki-laki yang mengeluh karena banyak tikus di rumahnya. Sudah berbagai cara dilakukan, namun tikus-tikus itu seolah betah di rumahnya.

Banyak orang menyarankan agar dirinya memelihara seekor kucing supaya tikus itu pergi dan tak berkeliaran lagi di rumahnya. Lalu apa jawaban laki-laki tersebut?

“Aku khawatir tikus-tikus itu mendengar suara kucing tersebut, lalu mereka lari ke rumah para tetangga. Maka akupun tidak menyukai bila tikus itu juga berkeliaran di rumah tetanggaku. Mereka pasti tidak suka dengan hal itu, sama seperti diriku yang juga tak suka dengan keberadaannya," ucapnya.

Karena takut tikus itu akan mengganggu tetangganya, maka si laki-laki ini akhirnya membiarkan tikus-tikus itu berkeliaran di sekitar rumahnya supaya tidak mengganggu tetangganya.

Dalam kisah lainnya diceritakan, seorang syekh bernama Mujahid. Ia berkata: “Aku sedang berada di tempat Abdullah bin Umar. Ketika itu seorang hamba sahayanya sedang menguliti kambing.”


Tak lama kemudian Abdullah bin Umar berkata kepada hamba sahayanya. “Wahai Nak, jika engkau menguliti, mulailah dengan memberi tetangga kita orang Yahudi yang tinggal di sebelah rumah ini."

Abdullah bin Umar mengucapkan itu berkali-kali. Lalu Mujahid berkata kepada Abdullah bin Umar. "Berapa kali anda ucapkan itu?” Abdullah menjawab: “Rasulullah SAW selalu mewasiati kami mengenai tetangga hingga kami khawatir beliau menjadikannya mewarisi kami.”

Demikianlah sikap sejumlah ulama dalam menghadapi para tetangganya yang menyebalkan, tanpa membalas balik tingkah laku mereka. Semoga kita semua bisa meneladaninya. (Syahruddin El Fikri/sajada.id)

sumber : https://sajada.id/posts/504944/cara-imam-hanafi-menghadapi-tetangganya-yang-menyebalkan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement