REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia, Dwikorita Karnawati, baru-baru ini mengungkapkan keberhasilan signifikan dari pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di DKI Jakarta dalam mengurangi intensitas curah hujan dan mencegah potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir. Keberhasilan ini memberikan harapan besar bagi daerah-daerah lain yang berisiko tinggi terhadap bencana serupa, termasuk Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dwikorita menjelaskan OMC yang dilaksanakan di DKI Jakarta pada 7 dan 8 Desember 2024 berhasil mengurangi curah hujan di beberapa wilayah dengan penurunan intensitas yang mencapai 13 persen hingga 67 persen. Pengurangan curah hujan ini diukur melalui data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP), yang menjadi acuan utama dalam pemantauan hasil operasi modifikasi cuaca.
“Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi. Kami berharap langkah ini bisa diterapkan di daerah-daerah rawan banjir lainnya, termasuk Kalimantan Selatan,” ujar Dwikorita dalam siaran pers.
OMC sendiri merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh BMKG untuk mendukung upaya mitigasi bencana di musim penghujan. Melalui teknologi ini, BMKG berupaya untuk mengurangi intensitas hujan dengan cara modifikasi, sehingga dapat mengurangi risiko banjir dan kerusakan akibat hujan deras.
Upaya ini kini menjadi fokus utama bagi Pemprov DKI Jakarta dan berbagai pihak terkait, yang ingin memperluas penerapan OMC di wilayah lain yang memiliki karakteristik iklim dan geografi yang mirip. Dalam hal ini, Pemprov Kalsel juga telah mengajukan usulan untuk melaksanakan program serupa guna mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah tersebut, khususnya saat musim hujan.