Senin 10 Feb 2025 11:38 WIB

Sering Makan Seblak? Waspadai Risiko Kesehatan yang Mengintai

Rutin makan seblak dikaitkan dengan beberapa risiko kesehatan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Seblak (ilustrasi).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Seblak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Seblak, hidangan berkuah pedas dan gurih yang populer di Indonesia, menjadi makanan favorit bagi sebagian masyarakat. Seblak dikenal dengan cita rasanya yang menggugah selera, namun dibalik kenikmatannya, seblak memiliki dampak yang perlu diperhatikan bagi kesehatan tubuh.

Konsumsi seblak yang berlebihan dan terlalu sering dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hermina Bitung dr Lingga Ramot Gumelar, SpPD, menyebut rutin makan seblak atau makanan yang mengandung vetsin lainnya secara tidak langsung dapat memengaruhi kesehatan ginjal manusia.

Baca Juga

“Bila asupan garam dan gula ini dikonsumsi secara berlebihan, tentunya akan memicu penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” kata Lingga di Tangerang, Banten, pada Kamis (6/2/2025).

Menanggapi kebiasaan masyarakat usia muda yang gemar memakan seblak dan minuman manis, Lingga menyebut makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi dan diabetes, yang saat ini kasusnya terbilang semakin meningkat. Mengutip data dari International Diabetes Federation (IDF), pada 2021 Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak yakni 19,5 juta orang. Jumlah itu diprediksi bakal meningkat jadi 28,6 juta orang pada 2045.

Sementara data Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Survei Nasional tahun 2018, prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sudah menyentuh angka 34,1 persen. Lingga melanjutkan kedua penyakit kronis tersebut merupakan pencetus dari terjadinya gagal ginjal. Sebab ginjal bakal bekerja lebih keras untuk mengurai segala bentuk racun atau limbah hasil dari makanan yang telah dikonsumsi sebelumnya.

Walaupun demikian, Lingga menyebut bagian tubuh yang pertama kali terdampak dari keseringan mengonsumsi seblak dan makanan bervetsin lainnya adalah lambung yang berujung pada gangguan sistem pencernaan, misalnya seperti asam lambung yang meningkat.

“Jika kita memaksakan konsumsi makanan pedas secara berlebihan, tentunya akan menyebabkan iritasi pada lambung. Memang tidak secara langsung ke ginjal, tapi, pencernaan seperti lambung yang justru langsung terdampak,” ujar Lingga.

Dia menyarankan agar masyarakat rutin mengonsumsi air putih dan harus mulai mengurangi asupan gula, garam dan lemak secara berlebihan. Rajin beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, lari kecil atau melakukan kardio bagi masyarakat yang berusia muda juga disarankan.

“Olahraganya tergantung kelompok usia, ya. Kalau usia 40 tahun ke atas itu harus dibatasi dan lebih ringan saja. Tapi, kalau usianya lebih muda bisa bulu tangkis, basket, sepak bola,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement