REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi mengalami pelemahan. Titik terendah berada di level 6.560.
Apabila titik koreksi tersebut terlewati, ia menyebut berikutnya dapat terkoreksi mencapai level 6.460 dan bukan tidak mungkin koreksi dapat terus berlanjut dan melemah lebih dari level tersebut
"Fokusnya saat ini adalah menghentikan pendarahan dan memberikan stabilitas bagi IHSG secara jangka pendek," ujar Nico saat dihubungi di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Ia menjelaskan, aliran keluar dana asing (capital outflow) yang terjadi berpotensi semakin membesar apabila domestik tidak memiliki bantalan untuk menahan tekanan jual yang terjadi.
Selain itu, ditambah persepsi negatif terkait kebijakan dalam negeri yang ada saat ini mengundang banyak hal negatif, terkait dengan pemangkasan anggaran yang berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.
“Oleh sebab itu, pelaku pasar dan investor kian semakin cemas dengan situasi dan kondisi yang ada, khususnya investor asing sehingga memutuskan untuk keluar terlebih dahulu untuk sementara waktu,” ujar Nico.
Ia menjelaskan berbagai sentimen dari global yang mempengaruhi pergerakan IHSG, diantaranya kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mulai dari perang dagang dengan Meksiko, Kanada, dan China.
“Meskipun Meksiko dan Kanada mendapatkan kesempatan untuk ditunda selama 30 hari,” ujar Nico.
Kemudian, Donald Trump yang mulai melakukan Tarif Resiprokal, yang artinya akan memberikan tarif yang sama kepada semua negara yang mengenakan tarif dari AS, serta Trump yang mulai mengenakan Tarif kepada baja dan aluminium sebesar 25 persen.