Kamis 13 Feb 2025 12:29 WIB

Hamas Secara Khusus Berterima Kasih ke Iran, Sebut Kemenangan Ilahi Hajar Israel

Hamas menegaskan peran penting Iran selama perang Gaza

Seorang militan bertopeng dari Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang militan bertopeng dari Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN - Dalam sebuah pertemuan penting yang menggarisbawahi komitmen teguh Iran terhadap perjuangan Palestina, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Seyyed Ali Khamenei, baru-baru ini menerima Kepala Dewan Kepemimpinan Hamas, Muhammad Ismail Darwish, dan delegasinya di Teheran.

Diskusi yang diadakan dengan latar belakang apa yang disebut oleh pasukan Perlawanan Palestina sebagai "kemenangan ilahi" atas rezim Israel, menegaskan kembali peran penting Iran sebagai landasan dukungan bagi perjuangan heroik Gaza.

Baca Juga

Dalam sebuah wawancara berikutnya dengan Khamenei.ir, dikutip Kamis (13/2/2025), Darwish mengatakan bahwa pertemuan tersebut menawarkan kesempatan penting untuk menyelaraskan upaya-upaya perlawanan regional.

"Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan dukungannya yang luas untuk rakyat Palestina dan perjuangan mereka, serta untuk Perlawanan di Palestina dan kawasan ini," katanya, seraya menekankan bahwa Ayatullah Khamenei secara konsisten membuktikan dirinya sebagai "pendukung terbesar Perlawanan."

Pejabat Hamas tersebut menggambarkan Operasi Badai Al-Aqsa, yang berhasil menargetkan posisi Israel di wilayah pendudukan pada 6 Oktober 2023, sebagai titik balik yang menghancurkan mitos Zionis yang tak terkalahkan.

Dalam 15 bulan perang berikutnya yang dilancarkan Israel di Gaza, katanya, musuh gagal menghancurkan Hamas, memulihkan tahanan, atau mempertahankan pijakan di Gaza, tujuan yang telah diluncurkan pada awal kampanye pembunuhannya.

"Dengan kehendak Allah, kami menghancurkan kekuatan musuh," kata Darwish, seraya memuji "ketabahan luar biasa" rakyat Palestina sebagai kekuatan pendorong di balik kemenangan bersejarah ini.

Semangat yang tak terpatahkan di Gaza

Menyikapi jumlah korban yang mengejutkan, yaitu lebih dari 50.000 orang yang gugur dan ratusan ribu orang yang terluka, Darwish menekankan bahwa tekad Gaza tetap tak tergoyahkan.

"Rakyat Palestina sudah terbiasa dengan pengorbanan," tegasnya, seraya menambahkan bahwa kembalinya mereka ke Gaza utara - terlepas dari kampanye pengusiran yang dilakukan oleh Zionis - mengirimkan pesan yang sangat jelas: "Perlawanan akan menang, dan Palestina akan membebaskan Al-Quds."

Dia mengecam keras seruan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini untuk melakukan pembersihan etnis di Gaza, dan mencap retorika semacam itu sebagai bagian dari warisan penjajahan yang gagal.

"Setengah juta warga Palestina kembali ke tanah air mereka dalam waktu 48 jam-tanpa rumah, tenda, atau tempat berlindung-dan berdiri tegak seperti pohon zaitun," kata Darwish. "Ini adalah respons terbesar terhadap Trump dan proyek-proyek khayalannya,"  ujar Darwish menambahkan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement