REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Wiko Migantoro menjelaskan tahun ini Pertamina mentargetkan produksi minyak mentah sebesar 416 ribu barel oil per day (BOPD). Saat ini, Pertamina mengelola 69 persen produksi minyak nasional dan 37 persen produksi gas dari 24 blok migas yang sebagian besar telah memasuki fase mature.
"Pada 2025, kami menargetkan produksi minyak mencapai 416 ribu barel per hari (BOPD), atau meningkat 4 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 400 ribu BOPD," kata Wiko dalam RDP Komisi XII DPR RI, Kamis (20/2/2025).
Sementara produksi gas, Pertamina mentargetkan produksi mencapai 2.536 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), naik 3 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 2.454 MMSCFD.
Wiko menjelaskan, Pertamina menerapkan sejumlah program strategis di sektor hulu. Secara tradisional, upaya utama dilakukan melalui pengelolaan baseline dengan meminimalkan natural decline. Selain itu, peningkatan produksi juga akan dilakukan melalui kegiatan infill drilling dan pengembangan Enhanced Oil Recovery (EOR). Saat ini, metode EOR telah berkontribusi sekitar 4.000 BOPD, dan ke depan Pertamina akan memperluas implementasi chemical EOR di beberapa lapangan migas.
Wiko juga menambahkan, di sektor hulu produksi migas terus menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2021, produksi migas mencapai 897 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka ini meningkat menjadi 967 ribu MBOEPD pada 2022, dan pada 2023 mencapai 1,044 juta MBOEPD, atau mengalami pertumbuhan sebesar 8 persen.
Selain itu, Pertamina juga menekankan pentingnya mempertahankan dan meningkatkan cadangan migas guna memastikan keberlanjutan produksi jangka panjang. “Kami harus menjaga agar tidak kehabisan napas dalam produksi migas,” tegas Wiko.