REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menempati posisi kedua dalam kesadaran perawatan kulit global, menurut penelitian Euromonitor. Namun, akses ke dokter spesialis masih terbatas. Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Indonesia hanya memiliki sekitar 2.500 dokter kulit, sehingga rasio dokter kulit dengan masyarakat Indonesia yaitu 1:100.000, masih jauh dari ideal.
Merespons masalah ini, Halodoc memperkenalkan Haloskin sebagai solusi untuk berbagai masalah kulit wajah dari dermatolog berpengalaman. Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, mengatakan Haloskin hadir untuk memudahkan masyarakat untuk berkonsultasi langsung dengan dokter yang terlatih di bidang estetik.
“Sejalan dengan misi Halodoc, memudahkan akses perawatan kesehatan bagi masyarakat, Haloskin hadir untuk memberikan akses luas bagi pengguna yang ingin merawat dan mengatasi masalah kulitnya,” kata Fibriyani dalam konferensi pers HaloSkin di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Fibriyani mengatakan, Haloskin dirancang untuk menjadi aplikasi on-stop-solution dalam perawatan kulit. Pengguna dapat berkonsultasi secara mudah dari mana saja dengan dokter kulit atau dermatolog, diberikan rekomendasi produk, kemudian membelinya secara daring, dan nanti produk akan diantar ke alamat rumah pengguna.
“Kami bekerja sama dengan dermatolog berpengalaman untuk memastikan konsultasi yang diberikan dapat menjadi solusi yang tepat. Para ahli kami juga merancang paket Haloskin yang diformulasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna,” kata Fibriyani.
Menurut Fibriyani, Haloskin pertama kali diperkenalkan pada 2024 dengan layanan khusus untuk mengatasi kulit jerawat dan mendapatkan antusiasme yang luar biasa. Sejak dikenalkannya layanan Haloskin hingga kini, Halodoc telah memfasilitasi lebih dari 400 ribu konsultasi dan lebih dari 20 ribu paket produk Haloskin terjual.
Selain masalah jerawat, kini Haloskin juga memberikan layanan untuk permasalah kulit kusam dan tanda-tanda penuaan. Langkah ini diambil untuk menjangkau lebih banyak pengguna terutama dari kalangan anak muda.
Sebagaimana dilaporkan oleh Taking Perspective, masalah kulit berjerawat paling banyak dialami oleh Gen Y (52 persen) dan Gen Z (69 persen). Sementara itu, tanda-tanda penuaan menjadi perhatian utama bagi Gen X (68 persen), sedangkan kulit kusam merupakan masalah umum yang dialami oleh semua generasi.
“Harapannya kami bisa menjawab tiga masalah kulit tersebut secara lebih efektif, aman, dan lengkap bagi masyarakat. Sebagai tambahan, kami juga memberikan konsultasi gratis selama 14 hari pasca-treatment untuk membersamai pengguna dalam mengatasi masalah kulitnya,” kata Fibriyani.