Sabtu 05 Apr 2025 14:53 WIB

Tarif Baru Trump, China Tolak Kesepakatan TikTok di AS

ByteDance, induk perusahaan TikTok akan tetap memilik 20 persen saham.

Otoritas China menolak menyetujui kesepakatan pemisahan aset TikTok di Amerika Serikat karena tarif impor baru, (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Otoritas China menolak menyetujui kesepakatan pemisahan aset TikTok di Amerika Serikat karena tarif impor baru, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas China menolak menyetujui kesepakatan pemisahan aset TikTok di Amerika Serikat karena tarif impor baru yang diumumkan pemerintah AS terhadap barang-barang asal China, demikian dilaporkan Reuters mengutip dua sumber yang mengetahui langsung masalah ini.

Menurut laporan itu, kesepakatan tersebut sebenarnya sudah hampir final pada 2 April, dan mencakup rencana pemisahan operasi TikTok di AS ke dalam perusahaan baru yang berbasis di Amerika, di mana mayoritas sahamnya akan dimiliki oleh investor AS.

Baca Juga

ByteDance, induk perusahaan TikTok yang berbasis di China, disebut akan tetap memiliki 20 persen saham dalam struktur kepemilikan baru itu.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa kesepakatan itu telah disetujui oleh para investor TikTok, baik yang lama maupun yang baru, serta oleh ByteDance dan otoritas Amerika Serikat.

Pada Jumat (4/4/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan ia akan menandatangani perintah eksekutif yang memungkinkan TikTok terus beroperasi di AS selama 75 hari ke depan, seiring dengan negosiasi terkait akuisisi platform tersebut terus berlangsung.

Dilansir laman Sputnik, pada hari yang sama, ByteDance menyatakan pihaknya tengah berdiskusi dengan pemerintah AS untuk mencari solusi terkait keberlangsungan operasional aplikasi video pendek tersebut di wilayah Amerika.

Sementara itu, pada Rabu lalu, Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif dasar sebesar 10 persen terhadap semua barang impor ke AS, yang mulai berlaku pada 5 April.

Selain itu, tarif yang lebih tinggi dan bersifat resiprokal akan diberlakukan pada 9 April untuk negara dan wilayah yang memiliki defisit perdagangan terbesar dengan AS.

NBC News pada Jumat juga melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui isi perundingan, bahwa pengumuman Trump mengenai tarif resiprokal telah mengganggu kesepakatan atas divisi TikTok di AS, padahal sebelumnya kesepakatan itu disebut telah disetujui oleh pemerintah China.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement