Kamis 24 Apr 2025 06:08 WIB

Selain Qatar, Rosan: Ada Dua Fund dari Negara Lain Join Danantara

Investasi QIA dan Danantara sebesar 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 67,4 triliun.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (23/4) malam WIB.
Foto: BPMI Setpres
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (23/4) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyebutkan, akan ada dua pendanaan bersama (joint fund) dari negara lain yang dikelola dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Selain Qatar, Rosan belum menyebut nama negara tersebut.

Rosan menjelaskan, kesepakatan pendanaan bersama antara BPI Danantara dan Qatar Investment Authority (QIA) menjadi bukti kepercayaan dunia internasional terhadap kapasitas kelembagaan Indonesia dalam mengelola investasi berskala besar. Investasi QIA dan Danantara sebesar 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 67,4 triliun.

Baca Juga

"Ada dua fund dari negara lain, langsung yang menghubungi kami, menghubungi saya juga untuk sama-sama membentuk fund, perusahaan investasi bersama dengan Danantara di bidang-bidang lainnya, di bidang infrastruktur dan yang lain-lain," kata Rosan yang juga Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara Indonesia itu dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (23/4) malam WIB.

Menurut Rosan, pendanaan bersama dari negara lain dengan Danantara itu masih dibicarakan lebih lanjut sebelum direalisasikan. Sebelumnya di sela-sela kunjungan resmi Presiden RI Prabowo Subianto ke Qatar pada Ahad (13/4/2025), pemerintah Indonesia dan Qatar menyepakati co-partnership dalam pengelolaan dana investasi untuk Indonesia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement