Selasa 13 May 2025 20:30 WIB

Menko Zulhas Sebut Kapolri Ikut Berperan Wujudkan Swasembada Pangan

Program swasembada pangan tercapai berkat dukungan penting Kapolri menanam jagung.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ikut berperan penting dalam mewujudkan program swasembada pangan era Presiden Prabowo Subianto. Menurut dia, Jenderal Listyo berkontribusi dalam memastikan harga beli gabah ke petani tetap tinggi.

Zulhas awalnya menyinggung soal peran Polri dalam mewujudkan swasembada pangan dengan program penanaman jagung se-Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai komitmen menciptakan ketahanan pangan secara cepat dan maksimal.

Baca Juga

"Pak Kapolri terima kasih banyak, antara lain dukungan penting Pak Kapolri menanam jagung. Kalau Kapolri dukung, jadi cepat kita punya produksi," kata Zulhas melalui keterangan pers di Jakarta, Selasa (13/5/2025).

Zulhas kemudian menyinggung pengalamannya ketika masih menjabat sebagai menteri perdagangan (mendag) periode 2022-2024. Ketika itu, harga gabah sebesar Rp 4.450 per kilogram (kg), tidak bisa naik lagi lantaran adanya peraturan presiden (perpres) yang menyataka bahwa Bulog hanya bisa memilih gabah dengan harga tersebut.

"Karena itu, petani yang jadi korban harga murah, terus yang untung tengkulak. Saya jadi mendag baru dua minggu, saya bilang ini tak berubah banyak nasib petani. Kata paling tinggi, ganti paling rendah. Bulog beli gabah paling tinggi diganti paling rendah, dari situ hari ini gabah sudah Rp 6.500," ujar Zulhas.

Dengan harga yang naik hampir 50 persen sekarang ini, Zulhas mengaku, bukan berarti sudah tidak ada lagi tantangan di level petani. Pasalnya, pabrik dan tengkulak masih membeli gabah dari petani dengan harga Rp 5.000 per kg.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement