Senin 02 Jun 2025 08:34 WIB

Kaya tak Menjamin Bisa Berangkat Haji

Haji adalah untuk mereka yang mampu lahir dan batin, agar di Tanah Suci mereka semakin menunduk agar tidak menyombongkan diri.

Rep: SAJADA.ID/ Red: Partner
.
Foto: network /SAJADA.ID
.

Kaya tak Menjamin Bisa Berangkat Haji

Oleh Syahruddin El Fikri

SAJADA.ID--Menunaikan ibadah haji menjadi dambaan setiap muslim. Kaya, miskin, semuanya punya keinginan dan harapan sama, bisa menunaikan ibadah ke haji ke Tanah Suci.

Allah SWT berfirman;

....وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ ...

Artinya: "... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah..." (QS. Ali Imran: 97)

Menunaikan ibadah haji itu mayoritasnya adalah bagi mereka yang mampu (istitho'ah). Mampu dalam hal maliyah (harta benda untuk biaya haji), mampu dalam hal badaniyah (sehat jasmani dan rohani), serta istithoah dalam hal amniyah (keamanan).

Sehat jasmani dan rohani, serta jaminan keamanan, belum jaminan bisa berangkat bila kekurangan biaya. Keamanan terjamin dan ongkos naik haji sudah ada, tidak menjamin langsung berangkat haji, jika fisik sedang sakit.

Keuangan terjamin, sehat secara fisik, jika kondisi keamanan tidak terjamin seperti peristiwa covid-19 lalu, juga bukan jaminan bisa langsung berangkat. Ratusan ribu jamaah haji Indonesia gagal mendapatkan kuota pada tahun 2020. Bahkan pada tahun 2021 hanya mendapatkan kuota 1000 orang.

Kini, tampaknya makna istithoah mungkin perlu diperluas lagi, "dapat visa". Sebab, keamanan sudah terjamin, biaya sudah dibayarkan, kesehatan jamaah mumpuni, tapi visa tak keluar, juga tidak bisa berangkat haji.

Inilah yang dialami ribuan jamaah haji furoda. Ratusan juta rupiah biaya dikeluarkan demi mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji, tak perlu antre hingga puluhan tahun seperti Surtinah (67) asal Purworejo Jawa Tengah. Tukang pijat bayi ini menabung selama lebih 28 tahun, hingga pada 28 Mei 2025 berangkat menunaikan ibadah haji.


Atau seperti Marni, warga Kampung Sukajadi, Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, yang juga berprofesi sebagai tukang pijat. Di usia yang ke-90 tahun, Allah mengizinkannya untuk berangkat ke tanah suci pada 23 Mei 2025 untuk melaksanakan ibadah haji.

Surtinah dan Marni, jelas tak sekaya pejabat atau artis papan atas yang dengan mudah mendapatkan uang. Surtinah dan Marni terus menyisihkan sebagian hasil memijat untuk ditabung selama puluhan tahun agar bisa menunaikan ibadah haji. Ia pasti tak mampu membayar biaya haji furoda yang mencapai Rp. 500-950 juta per orang untuk berhaji tanpa antri.

Mendengar jumlah itu, mungkin Surtinah dan Marni akan menggelengkan kepala bila disuruh membayar biaya haji sebesar itu. Bahkan, bisa jadi keduanya hanya akan membayangkan dan memendam asa saja untuk pergi ke Baitullah menunaikan rukun Islam yang kelima. Sebab, ia pasti tak mampu.

Tahun 2025, kekuasaan Allah jelas semakin tampak. Mereka yang berkantong tebal, duit hingga triliunan, mungkin takkan kesulitan membayar biaya haji furoda yang nilainya Rp. 500-950 juta per orang tanpa antre. Tapi, orang kaya punya rencana, tapi Allah juga punya rencana, dan rencana Allah pasti yang terlaksana.

Ribuan jamaah haji furoda, yang sudah bersiap menunaikan ibadah haji tahun 2025, tak mampu melawan kuasa Allah. Kekayaan yang mereka miliki, tak ada nilainya untuk mendapatkan visa haji furoda. Kerajaan Arab Saudi tak bisa menerbitkan visa.

"Pemerintah Arab Saudi sudah menutup layanan penerbitan visa haji sejak tanggal 26 Mei 2025," kata Direktur Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief.

"Kondisi ini bukan hanya dialami jamaah haji furoda dari Indonesia, tapi juga dari negara lain," kata Menteri Agama Nasaruddin Umar. Artinya, kondisi ini bukan urusan lokal Indonesia, tapi semua negara.


Inilah salah satu kuasa Allah. Mereka yang kaya, mampu materi, sehat jasmani, keamanan terjamin, ternyata tak bisa mewujudkan keinginan para orang berduit yang ingin berhaji tanpa antre. Tentu sedih tidak bisa menunaikan ibadah haji. Apalagi sudah menyiapkan fisik secara prima dan mengeluarkan biaya yang mahal. Kita semua turut merasakannya.

Jangan tanya berapa kerugian yang dialami travel haji. Begitu pula para calon haji furoda. Pastinya bila dikalkukasi semuanya, nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah.

Seperti tertulis dalam surat Yasin ayat ke-82;

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ۝٨٢

"Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu."

Ayat ini menjadi peringatan sekaligus petunjuk bagi kita, bahwa Marni dan Surtinah dengan profesinya sebagai tukang pijat yang menabung selama puluhan tahun, telah Allah izinkan mendatangi rumah-Nya (Baitullah) untuk menunaikan ibadah haji. Sementara, (maaf) untuk kalangan yang berkantong tebal, Allah "tidak izinkan" kalian berhaji tahun 2025 ini. Allah ingin memberi kesempatan lebih pada Surtinah dan Marni serta jamaah haji lainnya yang berusaha keras selama puluhan tahun dengan niat tulus menggapai Ka'bah, rumah-Nya nan suci.


Inilah realitas ibadah, termasuk haji. Ia tak bisa dibeli dengan uang yang banyak, juga dengan parfum sultan nan mewah, kilauan emas berlian, atau koper merek Louis Vuitton yang harganya ribuan dolar AS. Tidak.

Haji adalah untuk mereka yang mampu lahir dan batin, agar di Tanah Suci mereka semakin menunduk agar tidak menyombongkan diri. Dan yang utama lagi adalah ridha Allah SWT. Wallahu A'lam.

sumber : https://sajada.id/posts/528747/kaya-tak-menjamin-bisa-berangkat-haji
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement