REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah berhasil meningkatkan aset hingga Rp 7,425 triliun, pada kuartal pertama 2011. Direktur Utama BRI Syariah, Ventje Rahardjo mengatakan pembiayaan yang dikucurkan bank tersebut sudah hampir menembus angka Rp 7 triliun.
''Pembiayaan kita sebenarnya lebih banyak ditopang oleh sektor mikro,'' katanya. Hingga Maret 2011 ini, misalnya, pembiayaan mikro bahkan telah mencapai Rp 500 miliar. Ia mengaku optimis bakal mencapai target pertumbuhan pembiayaan mikro hingga Rp 1,1 triliun di akhir 2011.
''Selain mikro, konsumer juga cukup mendominasi pembiayaan,'' jelasnya. Sektor ini, kini telah mencapai Rp 1,5 triliun lebih. Melihat kinerja tersebut, ia mengaku yakin melalui kredit pemilikan rumah (KPR), BRI Syariah akan mampu mencapai target konsumer Rp 2,4 triliun. Lagipula, diutarakannya, kredit bermasalah (non performing financing atau NPF) juga berhasil pihaknya jaga di bawah tiga persen.
Per Desember 2010, BRI Syariah mencatat aset Rp 6,867 triliun. DPK meningkat menjadi Rp 5,097 triliun dari posisi sebelumnya Rp 1,813 triliun dan pembiayaan sebesar Rp 5,474 triliun atau meningkat dari posisi sebelumnya Rp 2,602 triliun.
Per Desember lalu, BRI Syariah mencatat laba sebesar Rp 14,852 miliar. Pada akhir 2011, BRI Syariah mengharapkan laba meningkat hingga menjadi Rp 50 miliar.