Jumat 04 Jul 2025 10:58 WIB

Menhub Pantau Langsung Evakuasi KMP Tunu Pratama, KNKT Diminta Investigasi Kecelakaan

Menhub serukan penguatan keselamatan penyeberangan setelah insiden tragis.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memantau langsung proses evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya, di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025) malam.
Foto: KSOP Tanjung Wangi
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memantau langsung proses evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya, di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memantau langsung proses evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025) malam. Menhub menginstruksikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).

“Keselamatan penyebrangan adalah prioritas utama. Karena itu, saya sudah menginstruksikan KNKT untuk melakukan investigasi terkait penyebab kecelakaan dan berkomitmen untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa,” ujar Dudy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Baca Juga

Dudy juga menginstruksikan tim gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, KPLP, ASDP, serta unsur terkait lainnya untuk melanjutkan dan mempercepat pencarian korban. Ia berharap pencarian yang dilakukan dapat menemukan lebih banyak korban yang selamat. Namun demikian, Dudy meminta seluruh pihak untuk bersabar.

“Kita punya golden time yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pencarian dan pertolongan korban KMP Tunu Pratama Jaya. Kami berharap bisa menemukan lebih banyak lagi penumpang yang selamat,” sambung Dudy.

Menhub menjelaskan, jumlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya diketahui sebanyak 53 orang, sedangkan awak kapal berjumlah 12 orang. Adapun total kendaraan yang diangkut berjumlah 22 unit. “Hingga malam ini, korban selamat yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan berjumlah 29 orang, sementara yang meninggal dunia enam orang. Atas nama pemerintah, saya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga korban. Bagi korban yang selamat, saya berdoa semoga segera diberikan kesembuhan,” ucap Dudy.

photo
Iring-iringan mobil ambulans yang membawa jenazah korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sebanyak enam korban meninggal dunia yang ditemukan Tim SAR gabungan telah diserahkan kepada pihak keluarga dan selanjutnya pencarian korban yang belum diketemukan akan dilanjutkan esok hari. - (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

Terkait penumpang kapal yang tidak terdaftar dalam manifes, Dudy menyebutkan pihaknya akan melakukan konfirmasi dan verifikasi ulang untuk memastikan kebenarannya. “Kami akan melakukan verifikasi untuk memastikannya, termasuk apakah ada penumpang yang selamat namun belum melapor,” lanjut Dudy.

Menhub mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian dan pertolongan. Ia pun berpesan kepada seluruh petugas untuk tetap mengutamakan keselamatan di lapangan. “Mengingat kondisi cuaca di Selat Bali yang kurang bersahabat, saya meminta seluruh petugas untuk tetap memperhatikan faktor keselamatan. Semoga kerja sama dari seluruh tim gabungan memberikan hasil yang maksimal,” kata Dudy.

Ke depan, Menhub mengajak seluruh pihak, termasuk operator penyebrangan dan masyarakat, untuk bersama-sama memperkuat budaya keselamatan di sektor penyebrangan. Dudy berjanji akan memberikan informasi terkini kepada publik seiring perkembangan penanganan insiden.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal yang mengangkut 53 penumpang, 12 awak, dan 22 unit kendaraan tersebut mengalami insiden di tengah cuaca buruk dan gelombang tinggi. Dugaan awal menyebutkan gangguan teknis dan kelebihan muatan sebagai pemicu kecelakaan, namun penyebab pastinya masih menunggu hasil investigasi dari KNKT.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement