Selasa 22 Jul 2025 06:11 WIB

Airlangga Jamin tak Ada Lonjakan Impor dari AS

Airlangga menegaskan volume impor tetap terkendali.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan.
Foto: Erik Purnama Putra/Republika
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menjamin kerja sama tarif ekspor dengan Amerika Serikat tidak akan menyebabkan lonjakan barang impor ke Indonesia. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, volume impor tetap terkendali, termasuk dari negara-negara lain seperti Brasil.

“Tarif 10 persen tetap berlaku untuk produk tertentu, dan saat ini kita juga masih melakukan impor baik dari Brasil maupun negara lain. Tidak ada perubahan dari sisi jumlah barang yang kita impor,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Baca Juga

Pernyataan ini sekaligus menanggapi kekhawatiran sebagian pihak bahwa kesepakatan perdagangan dengan Amerika akan memicu masuknya barang-barang luar secara masif dan membanjiri pasar domestik. Menurut Airlangga, struktur impor nasional tetap dikendalikan dalam kerangka stabilitas neraca perdagangan.

Pemerintah menyebut pembelian sejumlah produk Amerika seperti kedelai, gandum, dan energi sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan sektor dalam negeri. Tak ada skema tambahan khusus yang bisa menimbulkan tekanan terhadap sektor produsen lokal.

“Terkait pembelian produk Amerika, sebenarnya pembelian ini sudah dilakukan. Namun, ada reorientasi negara asal, terutama untuk sektor energi yang kini bersumber dari beberapa negara. Tapi sebagian juga akan difokuskan ke Amerika,” jelas Airlangga.

Ia menegaskan, pembelian barang dari luar negeri, khususnya produk asal AS, dilakukan atas dasar kebutuhan dan kelayakan komersial, bukan instruksi politik atau dorongan diplomatik semata. Kebijakan ini juga sudah dikaji dampaknya terhadap sektor-sektor strategis dalam negeri.

Di tengah upaya menjaga daya saing industri, pemerintah menyatakan tetap berkomitmen melindungi produsen dalam negeri dari gejolak harga dan persaingan tidak sehat. Salah satunya dengan mendorong efisiensi logistik dan penyederhanaan regulasi, agar sektor domestik tidak kalah bersaing di pasar sendiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement