REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jurnalis asal Brasil yang biasa meliput perang, Giovanna Vial, mengatakan para jurnalis harus meninggalkan konsep netralitas yang sudah ketinggalan zaman. Menurutnya, jurnalis harus mengambil sikap dalam mengungkap kejahatan perang dan ketidakadilan, khususnya di Gaza.
Dalam wawancara eksklusif dengan IRNA di Teheran, di mana ia berpartisipasi dalam acara media yang diselenggarakan oleh Sobh Media Center, Vial mengatakan bahwa peran jurnalis terus berkembang di era media sosial dan konflik yang disiarkan langsung.
“Pandangan kita tentang netralitas jurnalistik telah berubah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Vial menambahkan bahwa jurnalis bukanlah wasit atau pencatat skor dan harus mengungkap ketidakadilan dan kejahatan perang. Persepsi publik sedang bergeser, dan tanggung jawab jurnalis di Asia Barat adalah menunjukkan bagaimana media arus utama hanya meliput satu sisi dan melanjutkan narasi Israel.
Vial, yang bertugas di Beirut, merupakan salah satu dari sekelompok jurnalis internasional yang mengunjungi Iran mulai 16 Juli untuk mengenang para pekerja media yang gugur dan mengunjungi lokasi-lokasi yang menjadi sasaran serangan Israel selama perang 12 hari. Mengenai tanggapan Iran terhadap agresi Israel, ia mengatakan bahwa masyarakat Barat tidak terbiasa melihat Tel Aviv diserang.
Mereka terbiasa melihat Israel mengebom negara lain dan bertindak seolah-olah Asia Barat adalah halaman belakangnya. Vial menambahkan bahwa serangan balasan besar-besaran Iran mengejutkan banyak orang, menunjukkan bahwa Tel Aviv juga dapat menjadi sasaran, dan bahwa kejahatan perang Israel di kawasan tersebut mungkin tidak akan dibiarkan begitu saja.
Sumber:
Ikuti Whatsapp Channel Republika