Jumat 25 Jul 2025 07:33 WIB

Tak Semua Produk dari AS Bakal Bebas TKDN, Ini Penjelasan Pemerintah

Airlangga menjelaskan bahwa pelonggaran aturan TKDN ini bukanlah hal baru.

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kebijakan pembebasan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hanya berlaku untuk produk-produk tertentu asal Amerika Serikat (AS). Produk yang dimaksud antara lain, teknologi informasi dan komunikasi (ICT), pusat data (data center), serta komponen alat kesehatan.

"Tetap harus memenuhi peraturan impor yang ditetapkan oleh kementerian teknis, serta mengacu pada pengakuan sertifikasi dari otoritas kesehatan seperti FDA (Food and Drug Administration)," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Baca Juga

Sebagaimana diketahui, Indonesia dan AS telah menerbitkan Joint Statement yang memuat sejumlah kesepakatan tarif resiprokal.

Salah satu poin dalam pernyataan bersama tersebut menyebutkan bahwa Indonesia akan berkomitmen mengatasi berbagai hambatan non-tarif yang selama ini dinilai menghambat arus perdagangan dan investasi dari AS. Salah satunya adalah persyaratan kandungan lokal atau TKDN.

Airlangga menjelaskan bahwa pelonggaran aturan TKDN ini bukanlah hal baru. Ia mencontohkan saat Indonesia mengimpor vaksin Covid-19, di mana pemerintah melonggarkan aturan TKDN agar vaksin-vaksin produksi luar negeri dapat segera didistribusikan ke masyarakat.

"Ini pernah kita lakukan saat Covid-19, kita bisa menerima vaksin dari negara lain seperti AstraZeneca dan Pfizer berdasarkan sertifikasi FDA masing-masing negara. Dengan protokol WHO dan persetujuan BPOM, vaksin tersebut bisa langsung digunakan oleh masyarakat," jelasnya.

Terkait aturan TKDN ke depan, Airlangga menjelaskan bahwa penyesuaian akan dilakukan terutama pada sektor-sektor dengan karakteristik teknologi tinggi dan kebutuhan spesifik, seperti server dan infrastruktur digital.

"Selama ini kan kalau server itu modelnya ditukar-tukar, nah itu tentu dimudahkan karena bisnis model server itu berbeda dengan yang lain," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement