REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ribuan warga Malaysia berpartisipasi dalam unjuk rasa yang digelar di Kuala Lumpur, Sabtu (26/7/2025) lalu. Mereka turun ke jalan untuk memprotes naiknya biaya hidup dan menyoroti kurangnya reformasi di pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Unjuk rasa yang diselenggarakan oleh partai-partai oposisi tersebut menandai aksi protes besar pertama sejak Anwar Ibrahim naik ke tampuk kekuasaan setelah pemilihan umum 2022. Para pengunjuk rasa berkumpul di berbagai titik di sekitar Kuala Lumpur, lalu bergerak menuju Lapangan Merdeka.
Dalam aksinya, massa membawa plakat dan poster bertuliskan “Turun Anwar”. Aksi demonstrasi tersebut mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. “Dia (Anwar) telah memerintah negara ini selama tiga tahun dan belum memenuhi janji-janji yang dibuatnya,” ujar Fauzi Mahmud (35 tahun), seorang pengunjuk rasa asal Selangor, seperti dilansir laman Channel News Asia.
Fauzi menyoroti berbagai lawatan Anwar ke luar negeri, termasuk ke Eropa dan Rusia, yang salah satu agendanya adalah mendatangkan investasi bagi Negeri Jiran. “Tetapi kami belum melihat hasilnya. Biaya hidup masih tinggi,” ujar Fauzi yang berlatar belakang insinyur.
Beberapa hari menjelang demonstrasi, Anwar Ibrahim menetapkan serangkaian langkah populis yang bertujuan mengatasi berbagai persoalan. Langkah tersebut termasuk pemberian bantuan tunai kepada seluruh warga negara dewasa. Ia pun berjanji akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pada Rabu (23/7/2025), Anwar mengumumkan warga Malaysia di atas 18 tahun akan menerima bantuan sekaligus sebesar 100 ringgit Malaysia. Bantuan tunai tersebut akan didistribusikan mulai 31 Agustus 2025.
Anwar juga menyampaikan sekitar 18 juta pengendara di Malaysia akan memenuhi syarat untuk membeli BBM beroktan menengah yang disubsidi besar-besaran dengan harga 1,99 ringgit per liter. Adapun harga BBM terkait saat ini adalah 2,05 ringgit.
Para analis politik memandang keputusan Anwar sebagai langkah strategis untuk meredakan frustrasi publik yang kian meningkat. Selain itu, pemberian bantuan tunai dan diskon BBM dianggap bertujuan mencegah masyarakat bergabung dalam protes pada Sabtu tersebut.
Kendati demikian, survei terbaru dari Merdeka Centre for Opinion Research, lembaga independen berbasis di Malaysia, menunjukkan bahwa mayoritas pemilih Malaysia memberikan tingkat persetujuan positif sebesar 55 persen kepada Anwar.
Alasan utama tingkat persetujuan tersebut adalah meredanya gejolak politik dalam beberapa tahun terakhir serta upaya Anwar untuk meningkatkan profil Malaysia melalui kepemimpinannya di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini.
