Ahad 10 Aug 2025 12:24 WIB

Transformasi Pesantren Digenjot, Target Entaskan 300 Ribu Warga DIY dari Kemiskinan

Transformasi digital di pesantren juga penting.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) Regional DIY memaparkan gelaran Konferensi Regional Pesantren: Transformasi Kemandirian dengan Adaptasi dan Inovasi, Kamis (7/8/2025).
Foto: Wulan Intandaei/Republika
Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) Regional DIY memaparkan gelaran Konferensi Regional Pesantren: Transformasi Kemandirian dengan Adaptasi dan Inovasi, Kamis (7/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Transformasi pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak hanya ditujukan untuk memperkuat eksistensinya sebagai pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga didorong sebagai solusi nyata pengentasan angka kemiskinan yang masih tinggi. Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) mengajak sebanyak 600 pesantren di DIY untuk mengambil peran lebih besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Sekretaris FPTP, Umaruddin Masdar, menyampaikan 600 pesantren yang tersebar di kota dan desa itu diyakini setidaknya bisa mengangkat 300 ribu warga miskin menuju kehidupan yang lebih sejahtera.

"Jika satu pesantren bisa mensejahterakan sedikitnya 500 warga, maka secara jika pesantren eksis dan berdaya akan mampu mengentaskan sedikitnya 300 ribu warga karena pesantren punya dampak ekonomi yang luas," ungkapnya, Kamis (7/8/2025).

Umaruddin mengatakan transformasi pesantren harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk dalam aspek kemandirian dan adaptasi terhadap zaman. Ia menegaskan, potensi pesantren yang telah terbukti mampu melahirkan tokoh-tokoh besar bangsa harus diperkuat dengan inovasi dan sinergi.

Transformasi ini akan dijalankan sejalan dengan Perda DIY Nomor 10 Tahun 2022 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren. Untuk menyamakan langkah, FPTP akan menggelar Konferensi Regional Pesantren 2025 dengan tema “Menguatkan Kemandirian dengan Adaptasi dan Inovasi” pada Ahad, 10 Agustus 2025 di Hotel Grand Tjokro Gejayan.

Konferensi tersebut akan berfokus tentang strategi transformasi di tengah tantangan zaman. Topik-topik strategis seperti kesiapan menghadapi disrupsi teknologi, daya saing lulusan pesantren di dunia kerja, serta langkah-langkah transformasi akan dibahas dalam sesi simposium dan Focus Group Discussion (FGD), yang hasilnya, diharapkan akan melahirkan roadmap transformasi pendidikan dan model pembelajaran pesantren masa depan.

"Kita kuatkan kemandirian nya, ingin kita kuatkan adaptasinya sehingga pesantren bisa terus eksis dan memberdayakan masyarakat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua FPTP, KH M Nilzam Yahya. Ia menjelaskan bahwa salah satu indikator negara maju adalah tingginya persentase wirausaha. Namun, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain dalam hal ini.

Dalam konteks ini, ia menekankan pentingnya transformasi digital di lingkungan pesantren. Tidak hanya untuk dakwah, tetapi juga untuk memperkenalkan kontribusi pesantren terhadap perekonomian rakyat.

"Pesantren bisa menjadi pionir untuk bekerjasama dengan masyarakat sekitar memajukan perekonomian sekitar," ujarnya.

Pengasuh Pesantren Krapyak ini menilai transformasi pesantren tidak cukup jika hanya dilakukan sekali tetapi harus menjadi proses berkelanjutan. "Transformasi bisa terus berjalan, dan ini adalah salah satu upaya yang menurut saya tidak harus selesai hari ini, tetapi bisa secara terus menerus untuk mendampingi pesantren kedepannya," kata Nilzam.

Dampak Nyata Pesantren terhadap Penurunan Kemiskinan

Ketua PWNU DIY sekaligus Penasihat FPTP, Dr KH Ahmad Zubdi Muhdlor, menambahkan eksistensi pesantren sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat sudah terbukti sepanjang sejarah. Di mana ada pesantren, kata dia, kesejahteraan masyarakat meningkat.

"Daerah yang terdapat pesantren, otomatis penghasilan dan kesejahteraan masyarakat sekitar akan meningkat. Itu akan menurunkan angka kemiskinan," ujarnya.

Zubdi juga sepakat bahwa transformasi digital di pesantren sangat penting untuk menjawab tantangan zaman. Oleh karenanya ia mengajak seluruh pimpinan pesantren untuk bersama memikirkan strategi adaptasi di tengah perkembangan kecerdasan buatan dan digitalisasi pendidikan dalam gelaran konferensi tersebut. Salah satu target utama FPTP adalah menyusun roadmap transformasi pendidikan dan model pembelajaran pesantren masa depan, termasuk membentuk tim kerja khusus.

"Kesiapan pesantren menghadapi disrupsi kecerdasan buatan, daya tawar lulusan pesantren dalam dunia kerja dan langkah transformasi yang bisa dilakukan. Itu yang akan kami kaji lebih dalam," ungkapnya.

"Tim ini akan mengawal langkah transformasi dan model-model pemberdayaan yang dapat dilakukan di pesantren," ucap dia menambahkan.

Sementara itu, KH Khoiron Marzuki, Wakil Ketua FPTP yang juga Ketua Hebitren DIY, menegaskan pesantren juga harus siap menjadi bagian dari sistem ekonomi nasional. Menurutnya, transformasi pesantren tidak hanya penting untuk internal lembaga, tetapi juga untuk menjawab berbagai framing negatif terhadap pesantren di era digital.

"Pesantren perlu melek digital. Setidak-tidaknya pesantren harus menjadi penyeimbang terhadap media digital yang memanfaatkan digital sebagai media dakwah, syiar Islamiah tentu juga menerangkan tentang peran pesantren yang mungkin selama ini agak dianggap miring karena banyaknya konten-konten atau framing-framing yang miring terhadap pesantren," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement